SUKABUMIUPDATE.com - Kembar siam atau conjoined twins merupakan kondisi bayi kembar yang mengalami kelainan dimana salah satu bagian tubuh bayi terhubung satu sama lain.
Menurut laman rsabhk.co.id, kembar siam merupakan kasus yang langka. Kasus kembar siam hanya terjadi satu kali pada setiap 200.000 kelahiran.
Pada kebanyakan kasus kembar siam, 70% bayi kembar yang lahir dengan badan terhubung berjenis kelamin perempuan.
Bayi kembar yang mengalami kondisi itu berdasarkan penelitian, sekitar 40 sampai 60 persen meninggal saat lahir dan sekitar 35 persen bertahan hidup hanya selama satu hari.
Baca Juga :
Sisanya 5 sampai 25 persen bayi kembar dengan kondisi ini dapat bertahan hidup sampai mereka tumbuh besar.
Dengan semakin berkembangnya teknologi, bayi yang mengalami kembar siam ini bisa dipisahkan melalui proses operasi.
Contohnya seperti yang dialami bayi kembar siam asal Desa Bojongraharja, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, Queenetha Zaina dan Queenesha Zahira.
Mereka berhasil dipisahkan setelah menjalani operasi selama beberapa jam di Rumah Sakit Hasan Sadikin atau RSHS Bandung pada Rabu (25/5/2022).
Penyebab Kembar Siam
Secara umum kembar dibagi menjadi dua yaitu kembar kembar identik (monozigot) dan kembar fraternal (dizigot).
Kembar monozigot merupakan kembar yang berasal dari satu sel telur dan terjadi ketika sel telur tunggal dibuahi oleh sperma dan membentuk satu zigot.
Dalam perkembangannya zigot itu selanjutnya akan membelah menjadi dua embrio yang berbeda dan kedua embrio tersebut berkembang menjadi janin yang saling berbagi pada rahim yang sama.
Proses kembar identik terjadi karena adanya keterlambatan proses pembelahan, biasanya kurang lebih antara 12 sampai 13 hari. Jika keterlambatan ini terjadi proses pembelahan tersebut menjadi terhenti, ini yang bisa menyebabkan kembar siam.
Gejala Kembar Siam
Mengutip dari mayoclinic.com, tidak ada tanda atau gejala khusus yang mengindikasikan kehamilan kembar siam.
Seperti kehamilan kembar lainnya, rahim dapat tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan janin tunggal dan mungkin ada lebih banyak kelelahan, mual, dan muntah di awal kehamilan.
Kembar siam dapat didiagnosis pada awal kehamilan menggunakan USG standar.
Penanganan Kembar Siam
Menurut Dr. dr. Johanes Edy Siswanto, Sp.A(K) dalam laman rsabhk.co.id, Penanganan pada bayi kembar siam bergantung pada berbagai faktor termasuk kesehatan kedua individu, bagian tubuh yang menyatu, dan adanya organ atau struktur vital yang terbagi.
Selama kehamilan, wanita yang mengandung janin kembar siam membutuhkan pemantauan secara saksama.
Persalinan bayi kembar siam umumnya dilakukan dengan metode operasi caesar yang direncanakan.
Setelah lahir, bayi akan dilakukan evaluasi lengkap oleh tim tenaga kesehatan yang terlibat untuk menentukan berbagai keputusan terkait perawatan serta akan dievaluasi pula potensi pembedahan yang dapat dilakukan dan waktu yang tepat untuk memisahkan kedua bayi kembar.
Tim dokter nantinya akan mengobservasi organ vital yang terbagi, kemampuan masing-masing bayi melewati tindakan operasi berdasarkan status kesehatannya masing-masing bayi, kemungkinan kelancaran operasi, kemungkinan pembedahan rekonstruktif yang dibutuhkan pasca pemisahan yang berhasil, dukungan fungsional yang dibutuhkan masing-masing bayi dan kendala yang akan dialami oleh bayi apabila tidak dilakukan tindakan pembedahan.
Hingga saat ini belum ada metode pencegahan yang efektif untuk mencegah terjadinya kondisi kembar siam atau conjoined twins.
Namun, salah satu pencegahan kembar siam yaitu dengan tidak mengkonsumsi obat penyubur dan selalu melakukan kontrol kehamilan rutin untuk memantau kesehatan ibu dan janin.
Jenis-jenis Kembar Siam (Conjoined Twins)
Mengutip laman alodokter.com, kembar siam dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan organ atau bagian tubuh yang saling terhubung satu sama lain.
1. Conjoined twins Thoracopagus
Kembar siam ini terjadi ketika dada bayi saling menempel dimana bagian dada merupakan bagian tubuh yang paling sering terhubung pada kasus bayi kembar siam.
2. Conjoined twins Omphalopagus
Kembar siam ini terjadi ketika perut kedua bayi saling menempel. Umumnya, bayi kembar siam dengan kondisi ini hanya memiliki satu liver, satu usus halus bagian bawah, dan satu usus besar.
3. Conjoined twins Pygopagus
Kembar siam ini terjadi ketika punggung bawah dan bokong bayi saling menempel. Umumnya, mereka hanya memiliki satu saluran pencernaan, satu alat kelamin, dan satu organ kemih.
4. Conjoined twins Craniopagus
Kembar siam ini terjadi ketika kepala bayi saling menempel di bagian samping atau bagian atas kepala. Umumnya, mereka memiliki satu tengkorak, tapi memiliki bagian otak berbeda.
5. Conjoined twins Ischiopagus
Kembar siam ini terjadi ketika panggul bayi saling menempel, baik saling berhadapan maupun saling membelakangi.
6. Conjoined twins Parapagus
Kembar siam ini terjadi ketika panggul, perut, dan dada bayi saling menempel dengan posisi menyamping.
7. Conjoined twins Cephalopagus
Kembar siam ini terjadi ketika wajah bayi saling menempel. Umumnya, wajah mereka berada di sisi saling berlawanan dan hanya memiliki satu otak, umumnya bayi dengan kondisi ini sangat sulit untuk bertahan hidup.
8. Conjoined twins Rachipagus
Kembar siam ini terjadi ketika tulang belakang kedua bayi saling menempel. Namun, kasus kembar siam seperti ini sangat jarang ditemukan.
Selain beberapa jenis kembar siam yang disebutkan diatas, ada satu jenis lainnya yang dikenal dengan istilah Conjoined twins parasitik dimana pada kondisi ini fisik salah satu bayi kembar berukuran lebih kecil dan tidak terbentuk secara sempurna.