Efek Sampingnya Bisa Picu Kematian, WHO Tak Setuju Soal Vaksin Cacar Monyet

Kamis 26 Mei 2022, 09:04 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO tidak setuju dengan rencana vaksin massal untuk wabah cacar monyet. Ini karena efek samping vaksin cacar yang cukup berisiko.

Menurut Kepala Tim Ancaman Patogen WHO Eropa, Richard Pebody, alih-alih vaksin massal, pola hidup bersih dan sehat, khususnya perilaku seks yang aman, lebih direkomendasikan.

Mengutip Insider lewat suara.com, Kamis (26/5/2022), meski vaksin cacar mampu memberikan perlindungan 85 persen dari cacar monyet, tapi tidak semua orang bisa disuntik vaksin ini.

Ada dua vaksin cacar yang lebih baru dan aman, tapi pasokannya cukup langka, yakni baru ada 1.000 dosis vaksin Jynneos yang dimiliki AS.

Ada juga stok 100 juta dosis vaksin cacar yang dimiliki AS, dan usianya sudah sangat lama, yakni vaksin ACAM2000. Namun vaksin ini diperingatkan para ahli karena berisiko sebabkan masalah jantung, pembengkakkan otak, kebutaan, dan yang paling parah kematian.

Vaksinasi cacar rutin di AS memang sudah dihentikan pada 1972 atau sudah lebih dari 30 tahun sejak kasus cacar terakhir yang ditemukan. Sehingga bayi saat ini sudah tidak divaksinasi cacar, dan orang terakhir yang divaksinasi cacar massal kini rerata sudah berusia 50 tahun.

Adapun beberapa tanda orang dewasa yang sudah divaksinasi cacar, memiliki bekas luka yang khas di lengan.

Sementara itu, hingga saat ini belum jelas apa penyebab wabah cacar monyet yang merebak di Eropa. Apalagi disebutkan tidak ada bukti virus penyebab cacar monyet bermutasi. Di sisi lain, kasus cacar monyet sebagian besar dialami lelaki gay atau lelaki yang berhubungan seks sesama lelaki.

Ditambah sebagian besar orang yang terinfeksi punya riwayat perjalanan dari Afrika, sehingga kemungkinan besar masih banyak yang belum terdeteksi. "Jadi kita hanya melihat puncak gunung es," ungkap Pebody.

SUMBER: SUARA.COM

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Berita Terkini
Sehat20 April 2024, 08:00 WIB

Bisa Menurunkan Gula Darah, 5 Manfaat Kencana Ungu untuk Kesehatan

Selain sebagai tanaman hias, beberapa spesies kencana ungu juga memiliki nilai pengobatan tradisional dalam beberapa budaya.
Ilustrasi. Cek Diabetes. Gaya Hidup Sehat untuk Mencegah Gula Darah Naik (Sumber : Pexels/PhotoMixCompany)
Life20 April 2024, 07:00 WIB

10 Ciri Orang yang Mengalami Gangguan Kesehatan Mental, Apakah Kamu Salah Satunya?

Orang yang mengalami gangguan kesehatan mental dapat menunjukkan berbagai ciri-ciri, baik secara emosional, perilaku, maupun pikiran.
Ilustrasi - Orang yang mengalami gangguan kesehatan mental dapat menunjukkan berbagai ciri-ciri, baik secara emosional, perilaku, maupun pikiran. (Sumber : Freepik.com)
Food & Travel20 April 2024, 06:00 WIB

Cara Membuat Rebusan Asam Jawa untuk Menurunkan Gula Darah, Ini 8 Langkahnya!

Begini Cara Membuat Rebusan Asem Jawa untuk Menurunkan Gula Darah, Ikuti 8 Langkahnya Yuk!
Asam Jawa. Cara Membuat Rebusan Asem Jawa untuk Menurunkan Gula Darah, Ini 8 Langkahnya! (Sumber : Freepik/jcomp)
Science20 April 2024, 05:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 20 April 2024, Cek Dulu Sebelum Berakhir Pekan!

Prakiraan cuaca hari ini Sabtu 20 April 2024, Sukabumi dan sekitarnya.
Ilustrasi - Prakiraan cuaca hari ini Sabtu 20 April 2024, Sukabumi dan sekitarnya. (Sumber : Freepik)
Sukabumi20 April 2024, 00:14 WIB

Usai Lebaran, Pasien Membludak di RSUD Palabuhanratu Sukabumi

Humas RSUD Palabuhanratu Sukabumi sebut pasien yang datang rata-rata mengeluhkan penyakit demam, pencernaan, metabolik, serta penyakit dalam.
Kondisi di sekitar IGD RSUD Palabuhanratu Sukabumi, Jumat (19/4/2024). (Sumber : SU/Ilyas)
Sukabumi Memilih19 April 2024, 23:48 WIB

Yudi Suryadikrama Respon Perundingan Kebonpedes Soal Dukungan Maju Pilkada Sukabumi

Ketua DPC PDIP Kabupaten Sukabumi, Yudi Suryadikrama merespon pernyataan sejumlah kader partai yang memintanya untuk maju dalam kontestasi Pilkada Sukabumi 2024.
Yudi Suryadikrama Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Sukabumi | Foto : Ibnu Sanubari
Keuangan19 April 2024, 23:24 WIB

Upaya Bapenda Sukabumi Mudahkan Layanan Perpajakan Bagi Wajib Pajak di Desa

Kepala Bapenda Kabupaten Sukabumi Herdy Somantri mengatakan inovasi tersebut menekankan pentingnya integrasi sistem administrasi pajak daerah dari tingkat desa hingga kabupaten.
Kepala Bapenda Kabupaten Sukabumi Herdy Somantri. | Foto: SU/Ilyas (Sumber : SU/Ilyas)
DPRD Kab. Sukabumi19 April 2024, 22:01 WIB

DPRD Minta Bakesbangpol Usut Penyebab Meninggalnya Peserta Seleksi Paskibraka Sukabumi

Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi Hera Iskandar turut berbelasungkawa atas meninggalnya Kayla Nur Syifa saat mengikuti seleksi Paskibraka.
Jenazah siswi SMAN Negeri 1 Cisaat saat akan diberangkatkan dari RSUD Palabuhanratu menuju rumah duka di Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi, Jumat (19/4/2024). | Foto: SU/Ilyas Supendi
Opini19 April 2024, 21:44 WIB

Menjadi Lelaki Berkualitas: Inspirasi dari Kartini

Sosok Kartini, seorang pejuang kesetaraan gender dari Indonesia pada abad ke-19, memberikan pandangan yang menarik dan relevan, bukan saja bagi perempuan, bahkan bagi kaum laki-laki masa kini.
Dr. Ari Riswanto, M.Pd., MM / Dosen Universitas Linggabuana PGRI Sukabumi/Pengurus DPW Forum shilaturahmi Doktor Indonesia | Foto : Sukabumi Update
Sukabumi19 April 2024, 21:08 WIB

Dinsos Sukabumi Salurkan Program Makan Untuk Lansia Di Tegalbuleud Sukabumi

Dinas Sosial Kabupaten Sukabumi, bantu salurkan program bantuan makanan bagi lanjut usia (Lansia), yang merupakan program Kemensos RI.
Program makan bagi lansia di Tegalbuleud Sukabumi | Foto : Ragil Gilang