SUKABUMIUPDATE.com - Mobil listrik diprediksi akan menjadi kendaraan masa depan karena dianggap lebih ramah lingkungan, namun limbah dari baterai mobil listrik yang sudah tidak terpakai akan menjadi masalah lain yang harus ditangani produsen kendaraan listrik seperti Toyota.
Melansir dari Tempo.co, Toyota Indonesia dikabarkan telah menyiapkan rencana untuk menyambut era elektrifikasi di Tanah Air. Bukan hanya soal produksi kendaraan listrik saja, namun produsen juga telah memiliki strategi dalam mengatasi sampah atau limbah baterai mobil listrik.
Informasi tersebut dibenarkan langsung oleh Project General Manager Toyota Daihatsu Engineering & Manufacturing (TDEM), Dr. Indra Chandra. Dirinya mengatakan bahwa Toyota sudah menyiapkan skema 3R, yakni Reduce (mengurangi), Reuse (penggunaan kembali), dan Recycle (daur ulang).
“Kalau untuk 3R jelas sudah kita siapkan. Di Indonesia kita bekerja sama dengan PPLI di Bogor untuk melakukan recycle, dan tantangan kedepannya adalah meriset material to material. Kalau sekarang, baru dari wasted, kita recycle dulu, setelah itu kita ekspor,” kata dia hari ini, Jumat, 20 Mei 2022.
Lebih lanjut Indra juga menyebutkan setiap orang yang ingin mengetahui lebih dalam tentang penanganan Toyota terhadap limbah baterai mobil listrik, bisa langsung mengunjungi xEV Center.
“Untuk detailnya bisa berkunjung ke xEV center, yang sudah dibuka resmi oleh pak Menteri kemarin, temen-temen bisa lihat bagaimana Toyota memanage 3R itu,” jelas dia menambahkan.
Terlepas dari itu, dirinya juga menjelaskan tentang kemampuan baterai yang sudah habis. Menurutnya, baterai yang sudah rusak nyatanya masih memiliki masa life dan masih bisa digunakan kembali sebelum akhirnya didaur ulang.
“Satu hal juga yang harus saya ingatkan, baterai itu masih punya masa life yang sebenarnya masih berguna ketika sudah tidak bisa digunakan di mobil listrik. Jadi kita bisa mengubahnya menjadi energy storage, sebelum akhirnya didaur ulang,” tutup dia.
SUMBER: TEMPO.CO