SUKABUMIUPDATE.com - Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo atau yang akrab disapa Jokowi mengajak masyarakat Sukabumi untuk memerangi hoaks dan jangan terpengaruh hoaks tentang dirinya.
"Sekarang itu sudah mulai banyak isu-isu miring, hoaks atau kabar bohong. Serta fitnah," ujar Jokowi saat orasi pada kegiatan kampaye pertemuan terbatas (Indoor) di Gedung Pusbangdai, Cikembang, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, Kamis (11/4/2019).
Jokowi meminta kepada masyarakat terutama kepada para ulama agar meluruskan kalau ada kabar-kabar miring. Sebab kabar miring, memicu keresahan masyarakat. Jokowi pun menyebutkan sejumlah hoaks serta fitnah yang menyerangnya.
BACA JUGA: Kampanye di Cikembar, Jokowi Kembali Beberkan Jejak Infrastruktur di Sukabumi
"Saya berikan contoh, misalnya nanti kalau Jokowi - Ma'ruf amin menang bahwa adzan akan dilarang. Itu bohong, itu fitnah dan harus diluruskan dan itu tidak mungkin dilakukan karena Cawapres kita ada ketua MUI Indonesia," ujar Jokowi.
Indonesia, kata Jokowi merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar. Maka dari itu tidak mungkin hal itu dilakukan oleh siapapun presidennya.
Tak hanya itu, Jokowi - Ma'ruf Amin juga diserang isu apabila menang pendidikan agama akan dihapus. Isu lainnya, jika nomor urut 01 menang, Guy atau perkawinan sejenis akan diperbolehkan. Jokowi menegaskan semua itu fitnah.
BACA JUGA: Kampanye di Cikembar Sukabumi, Jokowi Disambut Massa Pendukung
"Ini adalah fitnah keji yang saya dengar, fitnah yang sangat murahan. Empat setengah tahun ini saya diam, saya difitnah, dihina dicacimaki dan saya dicela habis-habisan, saya juga diam dan sabar. Tetapi sekarang fitnah-fitnah itu harus kita jawab," bebernya.
Fitnah tersebut, kata Jokowi, sudah keterlaluan. Termasuk fitnah soal PKI yang menyerangnya secara pribadi. "Saya lahir itu tahun 1961, sementara PKI dibubarkan tahun 1965, pada saat itu berarti usia saya baru 4 tahun dan kabar itu semua adalah kebohongan," tandasnya.
Selanjutnya beredar lagi isu tentang tenaga kerja asing. Menurut data yang didapat Jokowi, tenaga kerja asing yang ada di Unirat Arab itu ada 80 persen dan di Arab Saudi itu 33 persen serta di Malaysia itu 5 persen tenaga asing.
BACA JUGA: Jokowi Mendadak Kampanye di Sukabumi, Ada Apa?
"Sementara itu di Indonesia ini satu persen saja tidak ada, hanya 0,03 persen. Isunya kok sampai jutaan padahal itu tidak benar. Saya ngomong apa adanya tenaga asing itu hanya ada 80 ribu bandingkan dengan penduduk Indonesia ini yang mencapai 296 juta," pungkasnya.