SUKABUMIUPDATE.com - Caleg DPR-RI Partai NasDem Dapil Kota/Kabupaten Sukabumi Irjen Pol (Purn) Pudji Hartanto menyatakan layaknya pertandingan olahraga, politik juga harus dilandasi sportifitas.
Menurut Pudji, dalam sebuah pertandingan, atlet akan berusaha sekuat mungkin untuk menang. Namun tetap taat terhadap aturan dan ketika atlet diluar arena kembali akrab berteman.
"Saya mencontohkan pada pertandingan olahraga, dimana lawan dalam olahraga adalah teman dalam bermain di arena pertandingan. Atlit bertarung saling mengalahkan dan saling menjatuhkan, namun di luar arena mereka berteman, ketika menerima keputusan juri, mereka bahkan tak jarang saling berpelukan," kata Pudji.
Menurut Pudji, budaya sportif dalam berpolitik atau sikap berpolitik sportif merupakan bagian tak terpisahkan dari budaya politik kooperatif dan sistem demokrasi yang dimiliki yaitu demokrasi Pancasila.
Pudji mengingatkan, Lawan dalam politik di Tanah Air adalah saudara sebangsa yang membangun negara kesatuan kita, sesama warga Indonesia.
BACA JUGA: Pudji Hartanto Hadiri Pengajian Rutin Bersama Akpol 83
Menurut Pudji, para politisi dan tokoh-tokoh berpengaruh, terutama yang sedang mendapat dukungan massa besar, seharusnya melakukan pendidikan politik sportif, kepada kader-kadernya dengan memberi contoh langsung berpolitik sportif dan santun.
"Politik sportif dan santun diwujudkan dengan penampilan dan perilaku sehari-hari yang tidak mengganggu, mengintimidasi lawan politik di tengah arena. Dukungan dalam bentuk (yel yel) kepada jagoannya adalah penyemangat dalam upaya memberikan dukungan energi, bukan menakuti lawan yang sedang bertanding," ujarnya.
Etika sportif perlu dikembangkan adalah perilaku politik yang sesuai dengan koridor demokrasi Pancasila yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya, agama, dan sopan santun.
"Kita menolak demokrasi ala liberal, demokrasi ala komunis yang menghalalkan segala cara, demokrasi yang memancing konflik, kerusuhan dan kekacauan," ungkapnya.
BACA JUGA: Pudji Hartanto Jajal Kereta MRT di Jakarta, Apa Katanya?
Pudji menambahkan, demokrasi Pancasila memberi nuansa persatuan dan stabilitas, perilaku politik yang merusak, mengganggu keamanan dan membuat kacauan, pasti bukan watak dan sikap demokrasi Pancasila.
"Sejak dulu maupun sekarang, rakyat sangat mendambakan suasana aman dan tertib. Guyub rukun dengan sesama, mudah mendapatkan sandang pangan," papar caleg nomor urut 1 tersebut.
Terakhir, di era ketika hak asasi diutamakan, maka hak asasi rakyat adalah mendapatkan penghidupan yang layak, bebas dari segala macam ancaman.
"Semua itu bisa didapat jika para elite menjaga perilaku politik yang sportif, tidak curang, dan menjunjung tinggi kesantunan," pungkasnya.