SUKABUMIUPDATE.com - Empat organ ekstra mahasiswa di Sukabumi, menyampaikan pandangannya tentang gelaran debat Pilpres 2019 putaran pertama yang diselenggarakan pada, Kamis (17/1/2019) kemarin. Empat organ ekstra mahasiswa tersebut diantaranya Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
Mereka menilai, debat putaran pertama kurang begitu memenuhi ekspetasi publik, dari mulai gagasan, penyampaian, visi misi daripada tema debat putaran pertama yakni tentang Hukum, Hak Asasi Manusia (HAM), Korupsi dan Terorisme.
Menurut mereka, pada iklim demokrasi, debat calon presiden dan wakil presiden seharusnya dijadikan sebagai ajang pertarungan ide dan gagasan yang ditawarkan kepada publik, sehingga publik mampu menilai siapa yang lebih layak untuk memimpin negara ini dari kedua pasangan calon tersebut. Namun nyatanya, debat semalam tidak merepresentasikan itu semua.
Ketua GMNI Sukabumi, Abdullah Masyhudi, menuturkan, pihaknya menyoroti tentang isu Terorisme dan Radikalisme. Menurutnya, belum ada statment yang kongkrit di antara kedua paslon dalam menyampaikan pentingnya mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dalam gagasan dan penyampaian yang kedua paslon sebutkan di debat semalam.
“Padahal Pancasila merupakan dasar negara kita, ideologi kita, Pancasila bisa menjadi filter bagi masuknya paham-paham seperti terorisme dan radikalisme. Saya rasa kedua paslon belum menyampaikan hal tersebut dengan jelas dan kongkrit,” ujarnya kepada sukabumiupdate.com, Jumat (18/1/2019).
Sedangkan Ketua PMII Sukabumi, Budiman, menyoroti tentang isu HAM dalam debat semalam. Menurutnya, melihat rentetan sejarah bangsa Indonesia di masa lalu dan sekarang, masih banyak kasus pelanggaran-pelanggaran HAM yang belum terselesaikan.
"PMII menginginkan siapapun calon presiden yang terpilih nanti dapat mengambil tindakan dan peneggakan hukum terkait permasalahan HAM di wilayah Indonesi. Mengacu pada amanat reformasi, bahwa hukum harus ditegakan dengan seadil-adilnya, baik pembuat dan penegak hukum,” tegasnya.
BACA JUGA: Dari Masjid Agung, Sandi Mulai Safari Politik Jilid Dua di Sukabumi
Selain itu, Ketua KAMMI Sukabumi, Oksa Bachtiar Camsyah, menyoroti tentang isu korupsi dalam tema debat semalam. Menurutnya, berbicara tentang korupsi, pihaknya menyoroti sebuah praktik perskongkolan individu ataupun kelompok dalam usaha untuk mendapatkan keuntungan pribadi melalui cara-cara yang ilegal dan tentunya merugikan negara.
“Bahkan tak jarang, praktik perskongkolan tersebut sudah mulai bergeser dengan pemanfaatan instrumen penyelenggaraan negara,”terangnya.
Sementara itu, Ketua HMI Sukabumi, Dede Irpan Apriandi, menyoroti tentang isu Hukum. Ia menilai kasus hukum negeri ini tidak mudah untuk bisa di selesaikan.
“Kedua paslon sudah memberikan pandangan tentang itu dengan waktu yang singkat. Tentu, kami merasa tidak mendapat jawaban konkrit mengenai solusi penangganan hukum tentunya,” singkatnya.