SUKABUMIUPDATE.com - Pengamat politik Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung, Firman Manan menilai, satu suara kalangan milenial sangat berharga di era demokrasi sekarang ini. Oleh karena itu, kesadaran dari kalangan milenial harus terus ditingkatkan, karena suara mereka akan menentukan kemana Indonesia akan dibawa selama lima tahun kedepan.
"Menurut data, suara pemilih milenia itu lebih dari 50 persen baik di Sukabumi, Jawa Barat maupun di tingkat nasional. Artinya suaranya menentukan kemana Indonesia ini akan dibawa lima tahun ke depan," ujarnya usai memberikan materi seminar partisipasi milenial dalam kontestasi politik 2019 di Kampus STISIP Widyapuri Mandiri, Kamis (2/11/2018).
Presiden yang akan memimpin dan anggota legislatif pusat maupun daerah kata Firman ditentukan kaum milenial. Sehingga perlu penekanan pada partisipasi milenial, bahwa mereka harus berpartisipasi secara cerdas rasional, dan kritis.
"Jadi mereka betul-betul harus mengetahui figur calon ketika akan menentukan pilihan. Apalagi waktu masih panjang sampai 17 April 2019. Sehingga dapat memastikan calon yang akan dipilih berkompeten, rekam jejak baik, punya pengalaman dan punya integritas dengan mengumpulkan berbagai informasi," ucapnya.
BACA JUGA: Lindungi Hak Pilih, KPU Kabupaten Sukabumi Bangun Posko Pengaduan
Projek Officer Second House Pusat Studi Politik dan Keamanan (PSPK) Universiras Padjadjaran Fahmi Iswahyudi mengatakan kalangan milenial sangat berpengaruh pada Pileg dan Pilpres 2019 mendatang. Maka masa depan juga ada di tangan milenial.
"Otomatis konfigurasi kepemimpinan selama lima tahun kedepan juga akan sangat berpengaruh bagi milenia, entah dalam kehidupan politik ekonomi sosial dan budaya. Oleh karena itu, partisipasi milenia perluk bijak, positif dan aktif dalam Pileg, Pilpres terutama Multikontestasi saat ini," katanya.
Selain itu, kalangan milenia juga harus aktif dalam menangkal isu sara dan hoax terutama golongan terdidik (mahasiswa) dengan harapan dapat memberikan literasi dan pendidikan terbaik bagi masyarakat dalam menangkal hoax kalau ada isu negatif.
"Mahasiswa atau kalangan milenia harus bisa menghalau isu yang negatif dengan yang benar. Namun tidak memihak salah satu figur, tapi yang benar dan tunjukan bukti referensinya," pungkasnya.