SUKABUMIUPDATE.com - Calon Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto membeberkan soal kedekatannya selama ini dengan sejumlah ulama. Apalagi, seperti diketahui, Prabowo adalah calon presiden hasil Ijtima Ulama.
"Saya sempat ditanya beberapa saat yang lalu, kenapa Pak Prabowo dekat sama ulama. Dan selalu ditanya, ketika dekat dengan ulama ini dituduh bahwa kita ini sebagian besar radikal. Ekstrim kanan," kata Prabowo saat mengisi sambutan di acara Tabligh Akbar dan Haul KH Abdullah Syafii di Pondok Pesantren As-Syafiiyah, Pulo Air, Kecamatan Sukalarang, Kabupaten Sukabumi, Minggu (7/10/2018).
Prabowo meyakinkan, semua ulama yang dikenalnya tidak radikal. Justru selalu menganjurkan kebaikan, mengajarkan untuk berserah diri, dan tentang kedamaian.
"Yang mereka ajarkan adalah menghindari hal-hal buruk," kata Prabowo dalam pidatonya.
BACA JUGA: Kritik Sistem Ekonomi Indonesia, Prabowo: Tidak Sesuai UUD 1945
Prabowo mengenal dekat para ulama sejak beberapa puluh tahun yang lalu, sejak ia masih remaja. Alasannya sederhana, Prabowo sejak remaja sudah menjadi prajurit. Ia menyebut, seorang prajurit sudah pasti dekat dengan ulama lantaran seringkali berhadapan dengan maut.
"Akan dikirim ke medan laga, akan dikirim menghadapi maut. Ketika seseorang sudah berhadapan dengan maut, pasti yang dicari adalah ulama. Karena dia (prajurit,red) tidak tahu, dia akan kembali atau tidak. Bahkan di tentara kita punya moto, lebih baik pulang tinggal nama daripada gagal dalam menjalankan tugas," lanjut Prabowo.
Berangkat dari sejarah tersebut, Prabowo tetap berpegang pada ajaran bahwa TNI adalah tentara rakyat, milik rakyat, dibesarkan oleh rakyat, dibiayai oleh rakyat, harus membela rakyat. Dan ulama merupakan bagian dari rakyat tersebut.
"Dari itulah suasana saya dibesarkan. Kita selalu meminta saran dan pendapat dari ulama. Kalau di daerah nasrani, ya kita datang pemuka agama nasrani. Kalau di daerah hindu, tentu yang kita datangi adalah pemuka agama hindu. Karena kita TNI, ajaran kita dulu adalah TNI adalah tentara rakyat," sambung Prabowo.
BACA JUGA: Di Sukabumi, Prabowo Beberkan Alasan Bertahan di Politik
Dalam kesempatan tersebut, Prabowo juga menyinggung soal kesejahteraan rakyat. Menurutnya, kemerdekaan suatu bangsa hanya berarti kalau rakyatnya hidup sejahtera. Salah satunya, dengan memenuhi kebutuhan pangan.
"Kalau rakyat itu hidup dengan penuh dengan kemiskinan, kalau anak-anaknya tidak dapat makan yang cukup, tidak dapat susu yang cukup, tidak dapat protein yang cukup, bagaimana dia mau bersaing dengan bangsa-bangsa lain? Dia tidak bisa berkembang otak-otaknya karena protein kurang," tegasnya.
"Karena itu, rakyat kita harus cukup pangan. Karena itu ekonomi harus untuk rakyat, bukan rakyat untuk ekonomi. Karena itu, sumber kekayaan alam harus bisa dikelola dengan sebaik-baiknya. Bukan menjual murah ke bangsa asing. Ini yang saya perjuangkan. Buka karena haus kekuasaan, tapi karena haus keadilan," ungkap Prabowo dengan gaya pidatonya yang khas.