SUKABUMIUPDATE.com - Calon Presiden RI, Prabowo Subianto Djoyohadikusumo menghadiri Tabligh Akbar dan Haul KH Abdullah Syafii di Pondok Pesantren As-Syafiiyah, Kampung Pulo Air, Kecamatan Sukalarang Kabupaten Sukabumi, Minggu (7/10/2018). Kedatangan Prabowo disambut pula oleh pimpinan Pondok Pesantren As-Syafiiyah, KH Abdul Rasyid bin Abdullah Syafii. Prabowo diberi kesempatan untuk naik ke panggung utama untuk berpidato.
"Saya kenal dengan Pak Abdul Rasyid sudah lama. Saya bertekad untuk hadir. Dan ini agak berat karena ada beberapa acara bertabrakan. Tapi alhamdulillah saya utamakan ke Pulo Air ini. Setelah saya datang tadi, saya rasakan sesatu dukungan yang luar biasa kepada diri saya. Saya merasakan ada harapan untuk perubahan," ungkap Prabowo disambut tepuk tangan.
Mantan Komandan Kopasus itu menyebutkan alasannya hingga kini masih bertahan di dunia politik. Prabowo menegaskan masih tidak rela, ketidakadilan dan kemiskinan nampak dimana-mana.
BACA JUGA: Gema Takbir Sambut Prabowo di Ponpes As-Syafiiyah Sukabumi
"Saya berkali-kali disindir, diejek, dituduh yang macam-macam. Mereka mengatakan bahwa saya haus kekuasaan. Mereka mengatakan ini dan itu. Saya bertanya kepada diri saya sendiri, apa benar saya seperti itu? Kenapa saya masih di politik? Saya tidak rela ketidakadilan berjalan terus di negara saya. Saya juga tidak rela, banyak rakyat saya masih miskin. Saya masih di politik, karena saya tidak rela sebelum orang di Jakarta mencuri kekayaan rakyat," tegas Prabowo dengan intonasi khasnya.
"Maaf, selalu ada yang datang ke saya memberi saran. Pak Prabowo kalau bicara jangan keras-keras. Baru tadi malam ada yang datang ke saya dan dia orang baik, dia mendukung saya. Jadi saya harus bicara tenang, sejuk, pelan-pelan. Tapi kalau saya sudah ketemu saudara-saudara, saya ini tergerak. Saya tidak mau sandiwara di depan rakyat saja. Saya tidak mau normatif," lanjutnya masih disambut sorak sorai dan tepuk tangan.
Prabowo mengaku sudah menulis buku hasil berkeliling Indonesia selama 18 tahun. Melalui buku itu, Prabowo menulis buah pikirnya tentang Indonesia.
"Jadi, rakyat Indonesia dianggap bodoh semua. Orang-orang yang sudah mencuri uang rakyat, dengan uang hasil curiannya itu. Mereka menguasai televisi, menguasai surat kabar. Enggak ada urusan saya. Sekarang saya bertekad, diundang oleh siapapun, saya akan bicara apa adanya," ujar Prabowo dalam sambutannya.