SUKABUMIUPDATE.com - Puluhan calon anggota KPU kabupaten dan kota se-Jawa Barat mendatangi kantor KPU RI. Mereka menuntut evaluasi seluruh tahapan rekrutmen anggota, mulai dari rekrutmen Tim Seleksi (Timsel) KPU, serta meminta penggantian seluruh biaya peserta yang mengikuti rangkaian tes.
Seperti yang dikatakan Nurdin, salah satu calon anggota KPU Kabupaten Sukabumi. Ia menuntut KPU RI agar mengulang dari awal seluruh proses. Menurutnya seluruh rangkaian yang sudah dilakukan terindikasi cacat prosedur.
"Komisioner KPU pusat sudah mengakui karena ada cacat prosedur. Serta kita minta mengganti seluruh biaya yang dikeluarkan oleh seluruh peserta seleksi, karena telah dirugikan oleh proses seleksi yang janggal, tidak profesional dan tidak independen," ujar Nurdin kepada sukabumiupdate.com, Jumat (5/10/2018).
BACA JUGA: Calon Anggota KPU yang Namanya Dicoret Geruduk KPU RI
Sementara, Meli Mulyana yang namanya ikut dicoret oleh KPU RI menuturkan, ia tidak mengerti bahwa selama mengikuti tahapan seleksi semua calon terkesan diperas integritas diri, idealisme, moral pancasila, dan wawasan kebangsaan.
"Kenyataannya KPU RI tidak manusiawi dan tidak beradab dengan serta-merta mencoret nama kita yang sudah jelas-jelas memiliki hak mengikuti tahapan fit and propert test," tutur Meli.
Ia menilai, kasus ini bukan hanya pelanggaran penyelenggara pemilu tetapi pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM). Pasalnya, mereka (KPU RI) juga pasti tahu perjuangan mengikuti semua tahapan seleksi, mulai dari melengkapi persyaratan, daftar, seleksi yang semuanya dilaksanakan di Bandung yang membutuhkan biaya cukup besar.
BACA JUGA: Enam Calon Anggota KPU Kabupaten Sukabumi Kecewa Namanya Dicoret dan Digantikan
"Mencari dan membaca materi tes, pengorbanan pikiran dan tenaga juga waktu. KPU RI mengabaikan itu semua, maka pantas kalau KPU itu bukannya lagi tidak beradab tapi sudah biadab," cetusnya.
Secara pribadi ia sudah hilang kepercaan pada KPU untuk menjaga sarana kedaulatan rakyat, karena KPU tersebut biadab dengan kecerobohannya dalam rangkaian seleksi.
"Kekecewaan saya bukan persoalan lulus dan tidak. Karena, saya sadar sedang menunggu tahapan akhir seleksi tapi yang datang itu revisi, diibaratkan modar teu gelut," tukasnya.