SUKABUMIUPDATE.com - Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019 tak hanya diramaikan oleh calon yang berasal dari kalangan politisi saja, aktivis buruh pun ikut mencalonkan.
Terdapat nama Hera Iskandar, Tresna Wijaya, Nendar Supriatna, Asep Ruyandi dan Najmudin.
BACA JUGA: Caleg DPR RI Dapil Sukabumi, Demokrat Pasang Muraz di Nomor Urut 1
Kelima aktivis buruh ini menjadi bacaleg dari parpol berbeda. Hera Iskandar yang merupakan ketua DPC SPN Kabupaten Sukabumi menjadi bacaleg dari partai Gerinda untuk dapil III. Kemudian, Tresna Wijaya yang merupakan pengurus SPN tercatat sebagai Bacaleg Partai PAN di dapil III. Adapun Nendar Supriatna yang merupakan Ketua Hukatan KSBSI Kabupaten Sukabumi menjadi Bacaleg dari Partai NasDem di dapil IV.
Sedangkan Najmudin, Bacaleg dari Partai Hanura dari Dapil III yang juga pengurus di Hukatan KSBSI. Terakhir Asep Ruyandi Bacaleg Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di dapil I yang juga Pengurus DPC FSB KAMIPARHO KSBSI Sukabumi Raya.
Meski baru sebagai Bacaleg, para buruh ini sudah memiliki visi dan misi. Aktivis buruh maju dalam kontestasi Pileg 2019 karena ingin buruh sejahtera.
Hera Iskandar, mengupayakan agar di dewan pengupahan terdapat beberapa serikat pekerja. Menurut dia, apabila di dewan pengupahan belum adanya serikat maka kenaikan upah tidak lebih hanya Rp 30 ribu.
Hera mengungkapkan, pemerintah dan DPRD semestinya hadir sebagai pengawas dan memberi kepastian hukum yang bijak agar hubungan industrial berjalan harmonis sehingga menciptakan peningkatan kesejahteraan ekonomi, bagi masyarakat kabupaten sukabumi.
"Target utama masuk dewan adalah mengupayakan tidak ada lagi perbedaan laki-laki dan perempuan masuk kerja sehingga laki-laki bisa mendapatkan kemudahan bekerja seperti perempuan," ujar penyandang Sabuk Hitam Karate BKC ini kepada sukabumiupdate.com.
BACA JUGA: Wow! Gita KDI Daftar Caleg DPR RI Dapil Sukabumi
Hal serupa diungkapkan Tresna Wijaya. Menurut dia, buruh selalu saja menghadapi persoalan kesejahteraan. Peran seorang unsur buruh di legislatif sangat dibutuhkan agar bisa mendorong kebijkan-kebijakan yang tidak merugikan buruh. Disamping itu menjadikan buruh memiliki kesadaran terhadap hak dan kewajiban buruh sesuai dengan undang-undang perburuhan.
"Mewakili suara buruh di legislatif sebagai upaya membantu penyelesaian begitu banyaknya persoalan ketenagakerjaan dalam lingkungan industri di kabupaten sukabumi dalam meningkatkan kesejahteraan buruh," ungkap Bacaleg yang akbrab sapa Achonk itu.
Sementara itu, Nendar Supriatna mengungkapkan, saat ini buruh kurang mendapat perhatian unsur legislatif sehingga persoalan kesejahteraan buruh tak tercapai. Dengan majunya sebagai caleg, dia berharap menjadi sebuah solusi untuk buruh.
BACA JUGA: 599 Bacaleg Daftar di KPU Kabupaten Sukabumi, Bakal Perebutkan 50 kursi DPRD
"hanya bagaimana publik buruh tampil artinya pemerintah harus melek, buruh itu harus mendapatkan perhatian, contoh pengawasan legislatif tidak ada selama ini. Maka apabila terpilih, ini menjadi solusi untuk masalah perburuhan selama ini yang terjadi," jelasnya.
Terpisah, Najmudin menuturkan, alasan dalam kontestasi Pileg tahun 2019 karena ngin merubah tatananan ketenagakerjaan, khususnya meningkatkan kesejahteraan buruh. Menurut dia, saat ini pengawasan legislatif lemah dalam masalah perburuhan.
Dia berharap dengan maju di Pileg nanti, buruh mendapatkan satu kemajuan.
BACA JUGA: 448 Orang Bacaleg Mendaftar ke KPU Kota Sukabumi
"Ketika kita duduk di parlemen, minimal ada regulasi perburuhan dan memperkuat suara dalam pembuatan regulasi perburuhan, setidaknya dalam perburuhan tahu masalah dan cara penyeselesainnya dan dalam menghadapi era industri, kita harus beradaptasi dengan perubahan arah ekonomi kedepan," ungkap Najmudin.
Ingin mengangkat kesejahteraan buruh juga menjadi alasan Asep Ruyandi maju dalam Pileg 2019. Menurut dia, sampai hari ini buruh tidak ada yang sejahtera sebab banyaknya ketimpangan yang terjadi di Dapil I, tempat Asep ikut dalam Pileg, seperti ketimpangan di bidang pendidikan, perburuhan dan sosial.
"Intinya ingin meningkatkan keahlian masyarakat dalam mengurangi pengangguran. Ingin mensingkronkan antara industri, perburuhan dan pendidikan yang nantinya meningkatkan kehidupan sosial masyarakat," tukasnya.