SUKABUMIUPDATE.COM - Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi Agus Mulyadi mencurigai maraknya calo pungutan liar (pungli) ketika masuk perusahaan yang ada di daerah seperti di Kecamatan Cikembar, Sukalarang dan lain-lain.
"Tidak mungkin praktek pungli dilakukan saat ada warga ingin masuk kerja dilakukan oleh oleh sendiri-sendiri, pasti ini terstruktur atau memang ada jaringan mafia punglinya," kata Agus kepada sukabumiupdate.com Kamis.
Menurutnya, mafia pungli terstruktur sebagaimana keluhan para pencari kerja yang sempat melamar pekerjaan ke pabrik, kerap mematok harga diangka Rp2,5 juta sampai Rp 5 juta bahkan lebih jika ingin bekerja di pabrik idamannya.
Ini bisa jadi berasal dari sejumlah oknum pemerintahan desa setempat, oknum aparat, oknum pemuda dan oknum pegawai di perusahaan bersangkutan atau bisa saja ada sangkut pautnya dengan dinas terkait.
"Jelas praktek pungli ini harus diberantas. Kasihan para pencari kerja yang butuh pekerjaan tapi harus bayar sampai jutaan rupiah, padahal seharusnya tidak bayar," terangnya.
Selaku pihak legislatif, Agus meminta kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sukabumi untuk segera mengambil tindakan nyata untuk memberantas praktek pungli masuk kerja tersebut. Bahkan, DPRD Kabupaten Sukabumi berencana melakukan sidak.Â
"Disnakertrans harus segera bertindak, praktek ini jangan terus dibiarkan dan dipelihara. Jika kondisi seperti ini terus terjadi, maka akan sulit untuk mengentaskan pengangguran," tegas politisi Partai Golkar ini.
Sementara, salah seorang wanita pencari kerja asal Kota Sukabumi berinisial De (22) mengatakan saat melamar ke salah satu pabrik yang membuat sepatu dengan merk ternama, ia sempat diminati uang sebesar Rp3 juta jika ingin masuk ke perusahaan tersebut.
Bahkan, rekannya yang seorang pria, juga dimintai uang hingga Rp8 juta jika ingin masuk ke pabrik tersebut dengan iming-iming akan ditempatkan di tempat yang nyaman.Â