SUKABUMIUPDATE.COM - Anggota Komisi XI DPR RI dari Partai Gerindra Heri Gunawan memberi catatan khusus untuk duet kepempinan Marwan-Adjo dalam membangun Kabupaten Sukabumi. Wakil rakyat dari daerah pemilihan Sukabumi kota dan kabupaten ini menilai, pemerintah daerah melupakan potensi yang dimiliki, sehingga tidak mendukung kemandirian rakyatnya.
Berikut petikan obrolan ringan Heri Gunawan saat berkunjung ke kantor redaksi sukabumiupdate.com Sabtu (13/8).
sukabumiupdate.com: Â Pendapat Anda tentang kondisi Kabupaten Sukabumi saat ini, apa yang harus dilakukan duet baru Marwan-Adjo?
Heri Gunawan: Harus diakui jika ada sejumlah wilayah di Kabupaten Sukabumi yang sulit berkembang dan bahkan tertinggal, menjadi tantangan utama bagi pemda dalam menyelenggarakan pembangunan. Menurut saya selama ini Pemkab Sukabumi melupakan ekonomi kerakyatan yang sebenarnya menjadi potensi untuk keluar dari permasalahan ini.
Seperti apa?
Kabupaten Sukabumi ini kaya potensi alam, tapi rakyatna tidak pernah dibina atau difasilitasi untuk menjadi kaya atau berdaya dengan keunggulan tersebut. Seperti di Kecamatan Lengkong yang merupakan daerah penghasil singkong dan kacang tanah sangat luar biasa, tapi karena tidak mampu menjadi pedagang, potensi tersebut hanya bisa dijadikan pendapatan seadanya.
Apa yang harus dilakukan pemerintah daerah?
Pemda harusnya peka ini sebagai potensi, lalu turun tangan langsung. Menurut saya selain memberikan pelatihan kewirausahawan, langkah nyata seperti membangun dan menghidupkan pasar pasar tradisional di tingkat desa wajib dilakukan karena tanpa adanya tempat berinteraksi dan transaksi, maka sumber daya alam itu tidak akan memberikan manfaat besar kepada masyarakat di pedesaan.
Bukankah saat ini memang konsentrasi pemerintah baik pusat maupun daerah fokus ke desa, seperti penyaluran dana desa yang cukup besar?
Kalau dihadapkan dengan kebutuhan desa, maka pasar ini pasti akan kalah dengan kebutuhan pembangunan infrastruktur lainnya, seperti jalan, air besih, dan irigasi. Jadi lebih baik diintervensi oleh pemerintah daerah. Kalau permasalahannya kemudian pemda nggak punya uang, maka itulah tantangan Marwan-Adjo dalam menyusun jajaran teknis dibawahnya, agar bisa bekerja dengan baik.
Sebagai wakil rakyat dari Sukabumi di DPR RI, Anda siap membantu Pemda jika kendala untuk membangun pasar desa ini adalah karena minimnya anggaran?
Tentu duet Marwan-Adjo ini harus proaktif untuk mencari sumber-sumber pembiayaan pembangunan dari pusat untuk proporsi APBD Kabupaten Sukabumi Tahun 2017. Pendapatan transfer daerah ini terdiri dari dana perimbangan dan dana penyesuaian, dana perimbangan terdiri dari dana bagi hasil pajak, dana bagi hasil non pajak, DAU dan DAK.
Seperti diketahui derajat otonomi fiskal Pemkab Sukabumi hanya 12,01%. Angka tersebut merupakan rata-rata selama 5 tahun sejak 2011 sampai 2015. Derajat otonomi fiskal merupakan kemampuan daerah dalam menghasilkan pendapatan asli daerah. Artinya Pemda Kabupaten Sukabumi masih sangat tergantung kepada transfer dana dari pusat dalam pelaksanaan pembangunan di daerahnya.
Ya tadi, Marwan-Adjo harus benar benar teliti mencari calon calon pengisi jabatan dinas yang membutuhkan suntikan dana dari pusat.