SUKABUMIUPDATE.com - Wisatawan Pantai Cibuaya, Desa Pangumbahan, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, yang akan menginap di sebuah homestay (rumah penduduk yang disediakan untuk para wisatawan) merasa kecewa karena saat datang ke lokasi pantai tersebut ternyata tidak menemukan penginapan yang telah ia booking (pesan) sebelumnya.
Wisatawan yang mengalami kejadian tak menyenangkan itu adalah seorang pemuda berinisial MG (22 tahun), warga Cicurug, Kabupaten Sukabumi. Ia mengatakan kejadian itu bermula saat dirinya memesan sebuah homestay di sekitar Pantai Cibuaya melalui sebuah aplikasi pada hari Rabu 4 Mei 2022.
"Saya mencari penginapan melalui aplikasi Agoda dan muncul OYO Sandi Homestay dengan fasilitas yang cukup mewah, harga sangat murah Rp206.109. Karena melihat Fasilitas yang tersedia ada AC, Wifi dan yang lainnya, kami pun tertarik dan memesannya," kata MG kepada sukabumiupdate.com, Kamis 5 Mei 2022.
Singkat cerita setelah booking, maka berangkatlah ia dengan kekasihnya dari Cicurug pada pukul 12.00 WIB siang. MG kemudian berhenti di Jampangkulon untuk membayar bookingan di salah satu minimarket. Setelahnya kemudian melanjutkan perjalanan ke Pantai Cibuaya.
"Menjelang sore sudah sampai di sekitar Pantai Cibuaya, kami keliling mencari Sandi Homestay, kami sangat kesusahan mencari homestay tersebut, karena tidak ada nomor telepon atau WhatsApp yang bisa dihubungi," lanjut MG.
Karena kebingungan, MG akhirnya menanyakan kepada warga sekitar sambil menunjukan foto-foto homestay tersebut. Didapati informasi ternyata foto-foto fasilitas yang diklaim Sandi Homestay ternyata properti milik sebuah vila yang tak jauh dari lokasi map atau peta Homestay itu.
"Pas masuk, dilihat memang benar fasilitas-fasilitasnya ada di vila tersebut. Tapi kata penjaga vila katanya di penginapan tersebut tidak punya akun di Agoda," ungkapnya.
Ia semakin terheran-heran, hingga akhirnya ia dipertemukan dengan pemilik vila. Pemilik vila tersebut, kata MG, ternyata mengenali dengan pemilik Sandi Homestay, ia kemudian dipertemukan dengannya sambil difasilitasi oleh ketua RT disana.
MG seketika kaget setelah orang yang disebut pemilik Sandi Homestay tersebut ternyata tidak mengakui adanya permintaan booking.
"Dia sebut belum booking katanya, tidak ada atas nama saya, padahal saya sudah bayar dan memesan di aplikasi terpercaya. Dia menyebut bahwa aplikasi OYO homestay miliknya sudah di blokir," tuturnya.
Kesal, MG mengaku sempat memarahi dan menuntut pertanggungjawaban pemilik Sandi Homestay itu karena merasa tertipu dengan foto-foto dan fasilitas yang diklaim pemilik homestay itu di aplikasi Agoda. Belum lagi ia harus merelakan uangnya hangus karena tidak bisa di refund (pengembalian dana).
"Kata pemilik Homestay di refund saja, padahal kan sudah gak bisa. Jadi dia memang punya homestay, cuma mengklaim foto-foto fasilitas penginapan milik orang lain," kesalnya.
MG mengaku sempat akan memperkarakan kasus ini ke kepolisian, namun karena niatnya ingin berlibur dan tak ingin mendapatkan perkara lain, ia akhirnya tak mau ambil pusing. MG pun berpesan kepada wisatawan agar berhati-hati dengan modus ini.
"Saat itu bukan saya saja yang sudah booking dan gagal, ada juga satu keluarga dari Sukaraja, dia boking lewat aplikasi perjalanan wisata juga, namun sama sama diklaim tidak ada bookingan. Untung saya masih bisa menginap di vila yang lain (vila yang ditemuinya dan memang memiliki fasilitas yang diklaim Sandi Homestay) karena ada tamu cancel, kalau teman yang dari Sukaraja tidak tahu menginap dimana, karena penginapan penuh," pungkasnya.