SUKABUMIUPDATE.com - Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi membuka bimtek delapan aksi konvergensi percepatan penurunan stunting atau kondisi seorang anak memiliki tinggi badan lebih rendah dari standar usianya akibat kurang gizi, Jumat (8/4/2022). Kegiatan ini dilaksanakan di kantor BAPPEDA Kota Sukabumi.
Langkah ini sebagai bagian dalam mencapai target Pemerintah Provinsi Jawa Barat yakni jumlah balita stunting pada 2024 nanti tersisa 14 persen. Dalam momen tersebut hadir Kepala BAPPEDA Kota Sukabumi Reni Rosyida Muthmainnah serta perwakilan BAPPEDA Jawa Barat serta perwakilan Pemerintah Kabupaten Sukabumi.
''Kami berupaya melakukan percepatan penurunan stunting seperti yang ditargetkan Pemprov Jabar,'' kata Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi. Saat ini Kota Sukabumi menjadi salah satu daerah di Jawa Barat yang sesuai dengan ketetapan batas maksimal WHO yaitu di bawah 20 persen yakni 19,1 persen.
Menurut Fahmi, harapannya pada 2024 mendatang ditargetkan persentase stunting turun menjadi 14 persen dan tersisa dua tahun lagi. Sehingga Kota Sukabumi ditetapkan oleh Jawa Barat ada lokus baru untuk 10 kelurahan dalam rangka percepatan penanganan stunting.
Fahmi mengungkapkan bonus demografi meningkat secara nasional mengandung dua makna yakni menjadi berkah dan bisa menjadi musibah. Menyikapi bonus demografi butuh keselarasan dan kerja yang luar biasa. ''Mudah-mudahan Kota/Kabupaten Sukabumi bersinergi dan harapannya kedua wilayah ada keterpaduan menuntaskan kasus stunting dengan kolaborasi,'' kata Fahmi.
Baca Juga :
Baca Juga :
Kota Sukabumi telah melakukan aksi penurunan stunting dan ke depan diharapkan delapan aksi konvergensi semakin memperkuat semangat dan komitmen sumbangsih terbaik bagi Provinsi Jawa Barat.
Delapan aksi konvergensi percepatan penurunan stunting terintegrasi yaitu analisis situasi, rencana kegiatan, rembuk stunting, Perbup/Perwali Kewenangan Desa, pembinaan kader pembangunan masyarakat, manajemen data, pengukuran dan publikasi stunting, dan review kinerja tahunan. ''Tahun 2024 tersisa dua tahun target yang ditetapkan, bukan kerja mudah dan akan mudan bila ada dukungan dari semua pihak dan provinsi,'' imbuh Fahmi.
Sebelumnya, Kepala BAPPEDA Kota Sukabumi Reni Rosyida Muthmainnah membeberkan strategi penurunan stunting yang dilakukan pemerintah daerah. Salah satunya dengan membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting.
Stunting merupakan prioritas nasional yang harus ditangani hingga 2025. Kota Sukabumi pun menjadi satu dari 154 kota/kabupaten di Indonesia yang melakukan percepatan penurunan stunting. Ini pula yang menjadi alasan dibentuknya Tim Percepatan Penurunan Stunting.
Tim ini nantinya bertugas mencegah agar balita di Kota Sukabumi terjaga asupan gizinya pada seribu hari pertama lahir. Termasuk berkoordinasi soal perencanaan, penganggaran, dan rencana aksi. BAPPEDA Kota Sukabumi diperankan sebagai koordintor tim.