SUKABUMIUPDATE.com - Objek wisata di kawasan Geopark Ciletuh Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi terkenal dengan keindahannya. Untuk menuju ke tempat tersebut, perjalanan akan menempuh ruas jalan provinsi yang melewati tanjakan Cipeucang.
Jalan ruas provinsi itu menyajikan pemandangan seperti kawasan hutan, pesawahan, perbukitan dan permukiman khas wilayah Pajampangan. Adapun tanjakan Cipeucang berada di perbatasan Desa Tamanjaya dengan Desa Mekarsakti di Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi.
Baca Juga :
Jauh sebelum beraspal mulus seperti saat ini, ada kisah dari dibukanya jalan tersebut khususnya saat di titik tanjakan Cipeucang. Dulu ruas jalan tersebut masuk wilayah Desa Ciwaru, namun setelah itu ada pemekaran menjadi Desa Mekarjaya, Desa Tamanjaya serta Desa Mekarsakti.
Kepala Desa (Kades) Ciwaru, Taopik Guntur Rochmi mengatakan pembukaan jalan sepanjang 17 kilometer itu dilakukan pada tahun 1976 secara gotong royong.
Ada beberapa tokoh yang terlibat dalam pembangunan jalan itu seperti Kepala Desa Ciwaru saat itu, almarhum H. Moch Rochmi yang merupakan ayah Taopik, Bupatinya saat itu dijabat Anwari serta Gubernur Solihin GP.
Inisiatif membuka jalan dari Ciwaru hanya satu yaitu memudahkan masyarakat untuk beraktivitas. Sebab kala itu masyarakat mengandalkan sampan atau perahu dayung untuk ke Palabuhanratu atau ke kota lainnya. Sehingga banyak kecelakaan dan korban nyawa melayang.
Taopik menjelaskan pembukaan jalan yang dipimpin almarhum H. Moch Rochmi memakan waktu selama 117 hari kalender. “Khusus untuk Tanjakan Cipeucang dikerjakan selama 40 hari dengan alat manual, seperti pacul, garpu serta linggis,” jelas Taopik.
Sebelum memulai pekerjaan membuka jalan, Moch Rochmi melakukan semedi atau tapa meminta kepada Allah SWT agar diberikan kelancaran, mengingat rute jalan tersebut berada di kawasan hutan.
Pada pelaksanaan semedi atau tapa di Hutan Cipeucang selama 40 hari, almarhum ditemani seekor anjing berwarna hitam bernama si Peucang.
"Sesudah melakukan semedi atau tapa, saat akan mulai melakukan pengerjaan, anjing tersebut mati karena sakit dan tanjakan tersebut diberi nama Cipeucang," tuturnya.
Pembangunan jalan pun berlangsung dan sampai pada tanjakan Cipeucang. Ketika itu pekerjaan membuka jalan di tanjakan tersebut dilakukan dengan alat manual tapi mampu rampung dalam waktu 40 hari.
Konon setiap malam ada yang bekerja di tanjakan tersebut. "Siangnya sama warga, namun untuk malam entah siapa, yang pasti almarhum yang mengetahuinya," bebernya.
Setelah tanjakan Cipeucang dilalui dan pembukaan jalan rampung berlanjut pengerasan di tahun 1977. "Sebagian besar pengerasan jalan tersebut dilakukan oleh swadaya dan dibantu oleh pihak PTPN Vlll Perkebunan Ciemas,” kata Taopik.
Jalan tersebut berstatus jalan kabupaten sekitar tahun 1985 kemudian statusnya berubah menjadi provinsi tahun 2015.
Sosok H. Moch Rochmi
H. Moch Rochmi menjabat Kades Ciwaru 1972-1979 (periode pertama). Dia kembali mendapat amanah sebagai kades untuk periode kedua melalui aklamasi. Lalu pada tahun 1982 Rochmi mengundurkan diri sebagai kades dan pindah tempat tinggal di Tamanjaya melanjutkan hidup bertani jeruk.
Pada tahun 1990 Rochmi kembali ke Ciwaru dan membuat rumah dekat minimarket yang sekarang jadi gedung sarang walet.
"Intinya ada pesan, bahwa dengan gotong royong, semua pekerjaan untuk kebaikan dan kepentingan umum, bisa diselesaikan," pungkasnya.