SUKABUMIUPDATE.com - Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Sukabumi Anang Janur mendorong langkah Perumda Agro Sukabumi Mandiri menyerap gabah petani di Pajampangan. Sebelumnya, para petani terpaksa menjual gabah mereka meski harga sedang anjlok.
Anang mengatakan ada sejumlah faktor yang menyebabkan harga gabah tak stabil. Antara lain cuaca yang kurang baik saat masa panen, sehingga petani sulit ketika akan menjemur gabah. "Petani mau tak mau menjual dengan harga murah," katanya, Rabu, 23 Februari 2022.
Diketahui, petani di Pajampangan menjual gabah basah seharga Rp 3.500 hingga 3.700 per kilogram. Sedangkan gabah kering dijual dengan harga Rp 4.700 per kilogram. Kondisi itu, kata Anang, sangat menyulitkan petani karena jauh di bawah harga pembelian pemerintah.
"Harga pembelian pemerintah, gabah basah kisaran Rp 4.200 dan kering Rp 5.200," ucapnya. Politikus PDI Perjuangan ini pun meminta petani menghubungi pihak yang bekerja sama dengan Perumda Agro Sukabumi Mandiri untuk menjual gabah mereka.
Baca Juga :
"Tentunya Perumda (Perumda Agro Sukabumi Mandiri) sebagai mitra kami, bisa menstabilkan harga gabah, yang selama ini dianggap petani sangat merugikan," katanya. Menurut Anang, perumda harus hadir membantu petani menyerap hasil panennya.
"Apalagi dengan program ketahanan pangan. Selama ini Perumda Agro Sukabumi Mandiri juga memproduksi beras lokal, bermerek Berasku," ungkap dia. "Terkait harga beli ke petani, kami belum menerima harga yang pastinya berapa. Nanti kami akan berkoordinasi dengan perumda."