SUKABUMIUPDATE.com - Sejumlah nelayan di pesisir Sukabumi mengurungkan niatnya untuk melaut lantaran cuaca yang kurang bersahabat. Kondisi ini sudah dialami para nelayan sejak beberapa hari ke belakang dan mencapai puncaknya pada Sabtu, 5 Februari 2022.
Ketua Rukun Nelayan Ujunggenteng Asep Jeka mengatakan sudah tiga hari nelayan di wilayahnya tidak turun melaut. Bahkan ada sejumlah nelayan yang pergi melaut beberapa hari sebelumnya, belum bisa pulang karena sulit menyandarkan perahu mereka akibat cuaca buruk.
"Kondisi laut berangin kencang disertai gelombang tinggi di tengah perairan," kata Asep Jeka kepada sukabumiupdate.com, Ahad, 6 Februari 2022. "Sabtu kemarin gelombang hingga tiga meter di laut Ujunggenteng, berbatasan dengan perairan Tegalbuleud dan Cianjur Selatan."
Di lokasi lain, nelayan Palabuhanratu, Mawi, mengatakan meski ada beberapa nelayan yang melaut, namun sebagian besar memilih libur karena tak ingin mengambil risiko cuara ekstrem. "Cuaca buruk sudah dirasakan pada Sabtu kemarin dan hari ini gelombang tinggi," ucapnya.
Menurut Mawi, kecepatan angin pada Ahad ini mencapai 40 knot dari lintang selatan dengan ketinggian gelombang dua hingga tiga meter. "Kalau normal itu maksimal satu meter," kata Mawi. "Selama dua hari ini angin dan gelombang membahayakan nelayan. Apalagi di tengah lautan jarak 20 mil dari pesisir sangat terasa."
Pilihan berbeda dilakukan Edin, nelayan di Cisolok. Ia memilih tetap melaut kendati sudah menerima pengumuman BMKG soal gelombang tinggi dan angin kencang pada 6 hingga 7 Februari 2022." Saya lihat kondisi gelombang masih normal, cuma angin sedikit kencang."