SUKABUMIUPDATE.com - Parungkuda menjadi salah satu kecamatan di Kabupaten Sukabumi yang dikenal dengan dunia industri. Namun berada di ketinggian 500 - 800 meter di atas permukaan laut, membuat wilayah ini juga memiliki beragam potensi wisata yang dapat terus dikembangkan.
Kecamatan Parungkuda terdiri dari delapan desa: Parungkuda, Bojongkokosan, Sundawenang, Langensari, Babakanjaya, Palasarihilir, Pondokkasolandeuh, dan Desa Kompa. Di utara, kecamatan ini berbatasan dengan Cidahu dan Cicurug, selatan dengan Cibadak, barat dengan Bojonggenteng, dan timur berbatasan dengan Ciambar.
Berdasarkan data 2021, 74.481 penduduk yang tinggal di Parungkuda, didominasi buruh swasta dan buruh tani. Rinciannya, buruh swasta 7.837 jiwa dan buruh tani 3.852 jiwa. "Di sini penduduk mayoritas berprofesi buruh pabrik dan buruh tani," kata Camat Parungkuda Deden Sumpena, Kamis, 13 Januari 2022.
Kondisi iklim yang masih dipengaruhi secara regional Sukabumi yang beriklim tropis basah, Parungkuda memiliki curah hujan 2.962 mm/tahun dengan rata-rata hari hujan yaitu 115 hari hujan. Ini menjadikan tanah Parungkuda subur dan cocok untuk perkebunan, termasuk wisata perkebunan.
"Kami punya potensi lahan perkebunan dan program di Desa Palasarihilir. Di sana ada lahan perkebunan, di mana wisatawan bisa masuk dan melihat berbagai jenis tanaman buah, mulai durian, cempedak, duku, dan rambutan," ucap Lazuardi Taher selaku Seksi Sarana dan Prasarana Wilayah Kecamatan Parungkuda.
Tak hanya itu, Parungkuda juga memiliki objek wisata tangga seribu yang berlokasi di Kampung Warungceri RT 14/06, Desa Pondokasolandeuh yang rencananya akan turut dikembangkan. "Kami upayakan sambil berkoordinasi dengan pihak terkait. Akan dikembangkan seperti diadakannya homestay," lanjut Lazuardi.
Limbah industri di Kecamatan Parungkuda juga kerap disulap menjadi produk unik seperti kaset, hiasan dinding rumah, maupun boneka. Kekinian, di Kecamatan Parungkuda sedang digiatkan budi daya jamur tiram putih, tepatnya di Desa Langensari.
"Cukup menjanjikan, sehingga dilakukan pelatihan bagi warga," kembali Camat Deden menjelaskan. Deden pun berharap budi daya jamur tersebut tidak hanya dijual mentah, namun bisa diolah menjadi produk sehingga memiliki nilai tambah.
Lokasi Parungkuda yang tak jauh dari gerbang keluar Tol Bocimi membuat pengembangan infrastruktur di wilayah ini difokuskan, antara lain akses jalan, pengairan sawah atau irigasi, dan taman terbuka hijau. "Parungkuda bisa menjadi pusat transit yang berimbas dari sisi ekonomi. Misal wisatawan yang akan ke Palabuhanratu atau ke Geopark," ucap Deden.
REPORTER: CRP 2