SUKABUMIUPDATE.com - Kiprah Idris (37 tahun), guru SDN Pakujajar Kota Sukabumi meraih penghargaan PNS inspiratif dari pemerintah provinsi Jawa Barat. Kisah dan perjuangan serta inovasi pak Idris memang menginspirasi, sehingga mendapatkan aspirasi dan dukungan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan atau Disdikbud Kota Sukabumi.
Kepala Disdikbud , Moc Hasan Asari penyebut penghargaan untuk pak guru Idris adalah kebanggakan bagi Kota Sukabumi. "Kami bangga atas kiprah pak guru Idris mudah mudahan memberikan kontribusi positif, mendorong semangat rekan guru lainnya untuk terus berkiprah bagi pendidikan di Indonesia khususnya Sukabumi," jelasnya kepada sukabumiupdate.com.
Menurut Hasan, penghargaan bagi guru Idris harus menjadi pemicu peningkatan metode pembelajaran yang inovatif. Mendorong kompetensi para guru dan akhirnya meningkatkan kualitas pendidikan serta peserta didik.
"Pak guru Idris ini dikenal sebagai guru yang berjiwa sosial luar biasa. Sekaligus inovatif dalam pemanfaatan dan penemuan teknologi pembelajaran berbasi IT," ungkapnya.
"Jadi prestasi rekan guru tenaga pendidikan harus diapresiasi sehingga memberikan inspirasi bagi yang lain, terutama pembelajaran dengan teknologi informasi," sambung Hasan Asari.
Sepanjang pandemi, guru Idris lanjut Kadisdikbud Kota Sukabumi menampilkan pembelajaran berbasis It dan sering berbagi dengan guru - guru lainnya. "Sangat membantu dan menginspirasi. Sekali lagi kami bangga," pungkasnya.
Sepak terjang Idris menjadi seorang tenaga pendidik sangat panjang. Berawal dari Guru honorer di salah satu SD di Desa Neglasari Kecamatan Purabaya Kabupaten Sukabumi pada 2004 silam, ia merasakan langsung kecilnya upah dan beberapa kendala aksesibilitas dalam mengajar.
Berkat ketekunannya, 5 tahun kemudian Idris diangkat menjadi Guru PNS di Kota Sukabumi. Karirnya kemudian meningkat setelah di tahun 2015 ia menjadi satu-satunya Guru dari Sukabumi, yang lolos seleksi menjadi Guru Sekolah Indonesia Luar Negeri di Kota Kinabalu Malaysia.
Selama di negeri jiran itu, Idris mengajar anak-anak TKI yang mayoritasnya adalah buruh migran ilegal yang bekerja di ladang-ladang sawit. "Mayoritas ilegal, saya mengajar di Sekolah Induk yang memiliki 250 community learning center yang ada di ladang-ladang sawit di seluruh Sabah," ujar Idris.
Sejak itulah, ia kemudian tergugah hatinya untuk mengasuh anak-anak buruh migran tersebut. Selain itu selama mengajar di Malaysia, Idris berhasil mendapatkan berbagai penghargaan.
Diantaranya sebagai pegawai penghubung terbaik dari Jabatan Pendidikan Sabah Malaysia hingga dinobatkan sebagai tokoh yang mengembangkan kerjasama antarbangsa di bidang kepramukaan dari Pengakap Sabah Malaysia.
Penghargaan dalam negeri pun tak luput ia dapatkan. Ia diganjar sebagai PNS berprestasi kategori inspiratif oleh Pemerintah Provinsi Jawa barat (Jabar) mewakili Kota Sukabumi.
Baca Juga :
Hal ini karena Idris selalu memberikan inovasi-inovasi di bidang pendidikan, salah satunya yaitu melakukan program "punishment base product" yang ia terapkan ketika mengajar di Malaysia.
Program tersebut yakni sebuah hukuman yang berbasis pada produk, dimana anak-anak yang "nakal" bukan dihukum secara hardikan atau pukulan, namun hukuman yang berbasis pada potensi dan minat bakat peserta didik.
Tak hanya itu, dengan punishment base produk yang digagas oleh Idris ini ternyata mampu mengantarkan peserta didiknya mendapatkan prestasi berupa beasiswa untuk melanjutkan pendidikan menengah dan bahkan hingga ke perguruan tinggi.
Lalu di masa pandemi Covid-19, Idris juga melakukan inovasi berupa pembelajaran digital dikelas dan inovasi dalam bentuk penilaian online berbasis android yang diterapkan di Sekolah tempat Idris mengajar di SDN Pakujajar.