SUKABUMIUPDATE.com - Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sukabumi Harun Alrasyid mengunjungi Rosita (37 tahun) di Kampung Parugpug RT 06/02 Desa/Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Sukabumi. Rosita merupakan janda yang setiap hari bekerja sebagai buruh pencuci sepeda motor.
"Kami hadir untuk memberikan semangat dan motivasi kepada keluarga Ibu Rosita. Juga memberikan paket sembako," kata Harun kepada sukabumiupdate.com, Jumat, 7 Januari 2022. Rosita kini tinggal bersama dua anaknya dan sang ayah yang lanjut usia.
Anak pertamanya, Syilvi Puspitasari (14 tahun) duduk di bangku sekolah menengah pertama atau SMP. Sementara anak keduanya, M Parhan Kulyubi (4 tahun) mengidap hidrosefalus, penumpukan cairan di rongga otak yang meningkatkan tekanan pada otak, sehingga membuat ukuran kepalanya membesar.
Sudah empat bulan menjadi buruh pencuci sepeda motor di Kampung Puncak Kalong Desa Curugluhur, Kecamatan Sagaranten, Kabupaten Sukabumi.
Harun mengungkapkan, pada November 2021, Dinas Sosial Kabupaten Sukabumi sudah memberikan bantuan uang tunai kepada Parhan dalam bantuan bagi penyandang disabilitas. Saat itu, penyerahan bantuan berupa uang Rp 1 juta turut dihadiri Muspika dan TKSK Pabuaran.
"Berkat kerja sama semua instansi. Kami atas nama Pemerintah Kabupaten Sukabumi sangat berterima kasih dengan rencana kedatangan Kementrian RI," ujar Harun yang menerima kabar akan ada rombongan Kemensos yang juga mengunjungi Rosita.
Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Kabupaten Sukabumi Amanudin menambahkan saat ini semua proses administrasi untuk keperluan berobat Parhan sudah tuntas. Ini menurutnya berkat kerja sama dengan pemerintah desa serta Muspika dan TKSK Pabuaran.
"KIS sudah jadi dan terdaftar, sudah bisa digunakan. Begitu juga persyaratan mendapatkan program dari pemerintah yang diusulkan masuk Data Terpadu Kesejahtraan Sosial atau DTKS," jelasnya.
Baca Juga :
Sebelumnya diberitakan, Rosita harus berjuang memenuhi kebutuhan anaknya dengan bekerja sebagai buruh pencuci sepeda motor. Tak hanya itu, untuk menambah penghasilannya, Rosita juga kerap menjadi tukang ojek dadakan.
Setiap hari Rosita rutin menyeberangi jembatan Cikaso sejauh 100 meter menuju tempat kerja. Biasanya, dia akan berangkat kerja setelah anak pertamanya pulang sekolah. Ini dilakukan agar ada yang mengganti menjaga anak bungsunya.
Anak keduanya, M Parhan Kulyubi, sudah mengalami sakit sejak usia lima bulan. Saat usia satu tahun, Rosita menyebut anaknya itu pernah menjalani operasi di Rumah Sakit Umum Daerah R Syamsudin SH Kota Sukabumi dan melakukan kontrol selama dua kali. Ketika itu Parhan memakai BPJS Kesehatan Kelas III.
Rosita telah berpisah dengan suaminya saat anak kedua mereka berusia 14 bulan. Alhasil, sejak itu Rosita menjadi tulang punggung keluarga, termasuk untuk ayahnya yang sudah lanjut usia. Dia harus banting tulang mencari nafkah karena kondisi ekonomi adiknya pun sudah melemah sebab tidak kerja, padahal selama ini sering membantunya.
Penghasilannya sebagai tukang ojek, yang biasanya mengantar tetangga ke Sagaranten, tidak besar dan tak menentu. Sementara pendapatannya sebagai buruh pencuci sepeda motor rata-rata Rp 30 ribu hingga Rp 50 ribu sehari.