SUKABUMIUPDATE.com - Tak hanya mengalami benjolan pada leher, Dirman (54 tahun) juga selama ini harus hidup di rumahnya yang rusak. Dia adalah warga Kampung Cinangga RT 02/03 Desa Cihaur, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, yang bertahan hidup menjadi buruh di perkebunan teh.
Berdasarkan pantauan sukabumiupdate.com, Kamis, 6 Januari 2022, rumah permanen peninggalan orang tuanya itu berukuran 6x13 meter persegi. Dari luar tampak rumah yang dihuni Dirman masih berdiri kokoh. Tetapi saat diperhatikan lebih dekat dan masuk ke dalam, ada beberapa kerusakan dan retakan di rumah tersebut.
Tak hanya itu, ditemukan pula atap rumah yang sudah ambruk di bagian kamar tidur, dapur, dan ruang tengah. Lantai rumah Dirman juga sudah banyak yang retak, termasuk genting bocor dan material rumah kayu yang sudah lapuk. Pemandangan kurang baik terlihat di sudut ruangan yang penuh dengan sarang laba-laba.
"Terakhir diperbaiki 15 tahun lalu. Lima tahun ke belakang ambruk bagian tengah, kamar, serta dapur," kata Dirman sambil menahan rasa sakit di lehernya akibat benjolan yang semakin membesar.
Bukan tak ingin diperbaiki, tetapi Dirman menyebut penghasilannya sebagai buruh hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan kesehariannya. Bahkan tak jarang, dia menyambung hidup dari pemberian tetangga sekitar dan keponakannya. "Saat ini ikut dengan keponakan menempati rumah orang yang kosong," ujar dia.
Baca Juga :
Terpisah, Ketua RT 02 Euis Primadani menuturkan, pada Rabu, 5 Januari 2022, Dirman sudah dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Palabuhanratu untuk mengobati benjolannya. Tim medis RSUD Palabuhanratu pun sudah merujuknya ke Rumah Sakit Umum Daerah R Syamsudin SH Kota Sukabumi atau RS Bunut.
"Namun kami masih mengunggu KIS, belum keluar," kata Euis. "Untuk bantuan seperti BPNT atau BLT DD, Pak Dirman memang tidak memperolehnya. Baru tahun ini diajukan, termasuk program rutilahu kemarin Pak Kadus sudah minta datanya," imbuhnya.
Sebelumnya diberitakan, Dirman yang merupakan buruh perkebunan teh di kampungnya ini berstatus duda yang sudah lama bercerai dengan istrinya. Sejatinya pria ini memiliki seorang anak laki-laki, namun anaknya tersebut tidak pernah pulang hingga tak diketahui keberadaannya.
Benjolan pada leher Dirman sudah muncul sejak dia pulang dari perantauan bekerja sebagai pencari ikan di Pulau Seribu, Jakarta Utara. Dia pulang merantau pada 2010 dengan kondisinya sudah ada benjolan di leher bagian kanan.