SUKABUMIUPDATE.com - Dirman (54 tahun), seorang buruh perkebunan teh di Kampung Cinangga RT 02/03 Desa Cihaur, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, mengalami benjolan pada lehernya.
Dirman merupakan seorang duda yang sudah lama bercerai dengan istrinya. Sejatinya pria ini memiliki seorang anak laki-laki, namun anaknya itu tidak pernah pulang hingga tak diketahui keberadaannya.
Ketua RT 02 Euis Primadani menuturkan, benjolan pada leher Dirman itu sudah muncul sejak dia pulang dari perantauan untuk bekerja sebagai pencari ikan di Pulau Seribu, Jakarta Utara.
"Dia pulang merantau pada tahun 2010. Saat pulang dia kondisinya sudah ada benjolan di leher bagian kanannya," kata Euis kepada sukabumiupdate.com, Kamis, 30 Desember 2021.
Di kampung halamannya, Dirman bekerja sebagai buruh babat di perkebunan teh dengan upah Rp 15 ribu per 400 meter dan tinggal bersama ibu kandungnya. Pada tahun 2015, ibunya meninggal.
Benjolan pada leher Dirman semakin membesar. Di tahun 2010 itu, Dirman pun memilih berobat tradisional dan benjolannya dibuang. Namun, benjolan tersebut ternyata muncul lagi.
"Setelah tiga tahun ternyata benjolannya kambuh lagi, hingga sekarang kondisinya semakin membesar dan kalau malam terasa sakit," bebernya.
Euis menuturkan pada bulan Oktober 2021, Dirman dibawa ke RSUD Palabuhanratu. Menurut dokter di RSUD Palabuhanratu, kata Euis, benjolan pada leher Dirman itu merupakan penyakit kelenjar sehingga harus dioperasi.
Dirman pun harus dirujuk ke RS Bunut Sukabumi untuk operasi. Namun kendalanya adalah tunggakan BPJS yang belum dibayar sebesar Rp 1, 3 juta.
Euis mengatakan, saat ini Dirman tinggal bersama keponakannya di rumah kosong milik orang lain. Pasalnya, rumah peninggalan ibu Dirman ambruk lima tahun ke belakang karena memang tidak pernah diperbaiki.
“Sekarang dia masih memaksakan kerja, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya," pungkasnya.