SUKABUMIUPDATE.com - Nasib malang dialami seorang mantan TKW, Wiwin Winarti (33 tahun) warga Kampung Pasirbitung RT 029/05, Desa Purabaya, Kecamatan Purabaya, Kabupaten Sukabumi. Dia terpaksa dikurung di dalam bangunan kayu ukuran 2.5 X 3 meter di depan rumahnya. Keluarga beralasan, Wiwin mengalami depresi dan kerap mengamuk.
Sudah dua bulan ini, Wiwin makan, tidur dan BAB di dalam kurungan kayu itu.
Keponakan Wiwin, Nurjaman menyatakan bibinya itu sudah 4 kali berangkat ke negara Arab Saudi untuk mengadu nasib menjadi TKW.
"Pertama dia berangkat tahun 2006, dalam kondisi sehat dan tidak memiliki riwayat sakit apapun. Selama 1 tahun keluarga kehilangan kontak. Baru tahun 2007, kami dapat surat dari RS Polri menyatakan bahwa Wiwin Winarti sudah berada di RS Polri," kata Nurjaman kepada sukabumiupdate.com, Senin (27/12/2021).
Di tahun 2007, Wiwin mulai mengalami depresi. Keluarga kemudian mengurung dan berupaya merawat Wiwin di dalam rumah. Uang hasil bekerja menjadi TKW pun habis untuk mengobati Wiwin.
Enam tahun setelah itu, Wiwin pun sehat dan kembali pergi ke Arab Saudi menjadi TKW.
Nurjaman menuturkan, Wiwin berangkat yang keempat kalinya ke Arab Saudi menjadi TKW pada bulan Januari 2020. Dia Arab Saudi, dia kerja sekitar satu tahun lamanya namun disana depresi yang diderita Wiwin kambuh lagi sehingga dia dirawat di sebuah rumah sakit jiwa di Riyadh.
Sebelum hari raya Idul Fitri 2021, dia dipulangkan dari RSJ Riyadh ke Jakarta dalam kondisi sedikit tenang. Di Jakarta Wiwin sempat di karantina dulu lalu dipulangkan ke Purabaya.
Tiga bulan terakhir ini, depresi yang dialami Wiwin kambuh lagi. Dia kerap mengamuk sehingga membahayakan lingkungan dan orang lain. Maka dari itu keluarga berinisiatif mengurungnya sampai saat ini.
Wiwin merupakan peserta BPJS Kesehatan, namun pembayarannya tidak rutin setiap bulannya. Sehingga saat berobat, pihak keluarga harus membayar secara mandiri.
"Terakhir kemarin pernah berobat ke RSUD R Syamsudin SH, karena BPJSnya sudah tidak dibayar akhirnya harus membayar Rp 3,5 juta," terangnya.
Nurjaman menyatakan, Wiwin bercerai dengan suaminya pada tahun 2014 dan dia memiliki seorang anak perempuan usia 9 tahun yang kini duduk di kelas 4 SD. "Wiwin yang diharapkan menjadi tulang punggung keluarga kini menderita, sedangkan orang tuanya hanya kuli serabutan. Untuk kebutuhan anak sekolahnya dan keluarga, mengandalkan pemberian keluarga," jelas Nurjaman.
"Untuk bantuan BPNT, PKH atau BLT, setahu saya Wiwin tidak dapat. Namun kalau orangtuanya pernah mendapatkan sembako dari pemerintah sebanyak dua kali. Adapun Kartu Indonesia Sehat (KIS) atas nama Wiwin, itu baru dibuatnya karena BPJS diblokir dan [KIS] belum pernah digunakan untuk berobat karena berbagai kendala," pungkasnya.
Sementara itu, Camat Purabaya, Mulyadi mengatakan, Wiwin menderita depresi sudah lama dan kejadian itu sudah ditangani pihak kecamatan, TKSK hingga aparat. Mulyadi membenarkan setelah sembuh, Wiwin kembali berangkat menjadi TKW ke Arab Saudi namun kambuh lagi dan pulang lalu dikurung.
Pemerintah, kata Mulyadi masih membujuk keluarganya agar mau membawa Wiwin ke RS dr. H. Marzoeki Mahdi (RSMM) Bogor. Dalam hal ini, dukungan keluarga begitu penting bagi kesembuhan Wiwin.
"Dikurung sudah dua bulanan dan itu pun menunggu penanganan dan pihak keluarga masih butuh motivasi agar mau membawa Wiwin ke RS dr. H. Marzoeki Mahdi. Saya menekankan agar tim Puskesmas melakukan penanganan seperti diberikan obat atau penanganan secara layak. Keluarganya harus mendukung kesembuhan depresi," tegasnya.