SUKABUMIUPDATE.com - Untuk sementara waktu, kunjungan akhir tahun ke Kasepuhan Ciptagelar Sukabumi akan ditutup. Berdasarkan kabar yang diunggah akun Instagram juru komunikasi kasepuhan @yoyoyogasmana_ciptagelar, penutupan akan dilakukan mulai 25 Desember 2021 hingga 13 Januari 2022.
Dihubungi pada Kamis, 23 Desember 2021, Yoyo mengatakan penutupan sementara ini dikarenakan ada acara internal yang akan digelar di Kasepuhan Ciptagelar. "Akhir tahun dan kita sedang ada acara internal, biar lebih santai semuanya," kata dia kepada sukabumiupdate.com lewat WhatsApp.
Yoyo mengungkapkan, penutupan sementara tersebut baru dilakukan tahun ini. Biasanya, momen akhir tahun digunakan untuk kegiatan lingkungan berupa penanaman pohon atau merawat alam. Meski tak ada data rinci, dia juga berujar sejak 2020 kunjungan ke Kasepuhan Ciptagelar memang dibatasi.
"Aman dan baik-baik saja. Tidak ada yang terdampak, stok pangan aman, dan ikan dekat ke palabuan," kata Yoyo menjelaskan kondisi Kasepuhan Ciptagelar selama pandemi Covid-19.
Menukil penjelasan di website resminya, Kasepuhan Ciptagelar merupakan masyarakat hukum adat yang berada di kawasan pedalaman Gunung Halimun-Salak. Istilah kasepuhan berasal dari bahasa Sunda, yang secara umum artinya mereka yang dituakan.
Secara spesifik, wilayah perkampungan masyarakat Kasepuhan Ciptagelar tersebar di tiga kabupaten yang berada di sekitar wilayah perbatasan Provinsi Banten dan Jawa Barat. Berdasarkan catatan yang ada, Kasepuhan Adat Ciptagelar mulai berdiri sejak 1368 dan telah beberapa kali mengalami perubahan kepemimpinan yang dilakukan secara turun temurun.
Hingga saat ini, Kasepuhan Ciptagelar juga telah mengalami beberapa kali perpindahan desa pusat pemerintahan yang disebut sebagai Kampung Gede, karena masih menjalankan tradisi berpindah yang berdasar pada wangsit yang diterima dari para leluhur (karuhun).
Secara administratif, Kasepuhan Ciptagelar kini berada di wilayah Dusun Sukamulya, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi. Berdasarkan data tahun 2008, Kasepuhan Ciptagelar dihuni sekira 293 orang yang terdiri dari 84 kepala keluarga dengan 151 laki-laki dan 142 perempuan.
Desa ini merupakan bagian dari Kesatuan Adat Banten Kidul yang tersebar di lebih dari 500 desa. Selain Kasepuhan Ciptagelar, di wilayah ini juga terdapat Kasepuhan Cisungsang, Kasepuhan Cisitu, Kasepuhan Cicarucub, Kasepuhan Citorek, Kasepuhan Sirnaresmi, Kasepuhan Ciptamulya, Kasepuhan Cibedug, dan lain-lain. Secara umum, beberapa kasepuhan ini terikat dalam kumpulan narasi sejarah yang sama.
Keberadaan desa adat Kasepuhan Ciptagelar sudah dikenal luas oleh sebagian besar masyarakat Jawa Barat, khususnya kalangan masyarakat di wilayah Jawa Barat bagian Selatan. Warga Kasepuhan Ciptagelar dikenal sebagai masyarakat yang memegang teguh adat dan tradisi yang bersandar pada budaya pertanian, khususnya padi.
Beberapa rangkaian kegiatan pertanian yang mengakar di antaranya ngaseuk, mipit, nganyaran, serentaun, dan lainnya. Kegiatan kesenian dan kebudayaan, termasuk di antaranya Angklung Buhun, Wayang Golek, dan Jipeng merupakan bagian dari keseluruhan adat istiadat, budaya, serta tradisi yang terus berkembang sampai saat ini.