SUKABUMIUPDATE.com - Satuan Tugas Covid-19 Kota Sukabumi langsung mematangkan skema penanganan kasus Virus Corona varian Omicron yang belakangan sudah terdeteksi di Tanah Air. Riwayat perjalanan dan cycle threshold value atau CT value pun menjadi kuncinya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Sukabumi Lulis Delawati mengatakan, sebenarnya, tidak ada perbedaan signifikan antara penanganan kasus biasa dengan varian Omicron. Penerapan protokol kesehatan dan vaksinasi dosis lengkap tetap mesti dilakukan.
Hanya saja, kata Lulis, jika ditemukan warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 dengan riwayat perjalanan ke luar negeri atau daerah yang sudah mendeteksi Omicron dan CT value pasien tersebut rendah, sampelnya akan dikirim ke Balai Laboratorium Kesehatan Jawa Barat atau ke Badan Litbangkes.
"CT PCR-nya rendah atau ada kecurigaan ke varian Omicron, sampelnya akan dikirim untuk whole genome sequencing di BLK Jawa Barat atau ke Litbangkes," kata Lulis kepada sukabumiupdate.com, Kamis, 16 Desember 2021.
Sebagai informasi, whole genome sequencing merupakan upaya untuk mengetahui penyebaran mutasi virus SARS-Cov2 atau Covid-19. Sementara CT value adalah banyaknya jumlah siklus yang dihasilkan dalam mencari materi genetik virus dari sampel lendir atau hasil swab pasien Covid-19.
Perlu dicatat, angka hasil CT value berbanding terbalik dengan konsentrasi genetik virus. Semakin besar angka CT value, semakin sedikit konsentrasi virus pada sampel tubuh pasien. Artinya, semakin tinggi CT value, semakin rendah kemungkinan virus menimbulkan gejala atau membahayakan tubuh dan kemungkinan risiko penularan pun semakin kecil. Begitu juga sebaliknya.
Apabila sudah diketahui hasil sampel pasien tersebut dari BLK Jawa Barat atau Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, dilakukan penanganan sesuai prosedur yang selama ini berjalan: tracing, testing, treatment, termasuk isolasi. Namun, Lulis meminta masyarakat tetap tidak panik.
"Saya juga mengimbau warga Kota Sukabumi untuk tidak bepergian ke luar negeri atau daerah yang menemukan varian Omicron," ujar dia. Di sisi lain, Kota Sukabumi pun saat ini masih terus menggenjot capaian vaksinasi demi terbentuknya herd immunity secara utuh.
Berdasarkan data Kamis, 16 Desember 2021, capaian vaksinasi Kota Sukabumi untuk dosis satu adalah 253.582 (93,98 persen) dan dosis kedua 155.318 (57,56 persen). Keduanya dihitung dari target total vaksinasi di Kota Sukabumi sebanyak 269.834 orang. Sementara khusus dosis ketiga booster tenaga kesehatan, sudah mencapai 2.803 orang atau 84 persen, dihitung dari target tenaga kesehatan 3.337 orang.
Di sisi lain, vaksinasi dosis satu kelompok lanjut usia atau lansia di Kota Sukabumi, hingga saat ini sudah mencapai 16.977 orang (62,32 persen) dan 11.093 (40.72 persen), dihitung dari total target lansia di Kota Sukabumi sebanyak 27.241 (bagian dari target keseluruhan 269.834 orang).
Sementara menurut data teranyar, total kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Sukabumi periode 1 Januari hingga 16 Desember 2021 ada 7.372. Rinciannya, empat pasien masih menjalani isolasi mandiri, 225 orang meninggal dunia, dan 7.143 lainnya telah dinyatakan sembuh.
Diberitakan sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan pasien pertama varian Omicron berinisial N yang merupakan petugas kebersihan di Wisma Atlet Jakarta, tidak memiliki riwayat perjalanan luar negeri. Budi menyebut kasus semacam ini juga pernah terjadi di Hong Kong.