SUKABUMIUPDATE.com - Para petani di Desa Waluran, Kecamatan Waluran, Kabupaten Sukabumi, kesulitan mendapatkan pasokan air irigasi untuk area persawahannya. Hal ini disebabkan Daerah Irigasi (DI) Pangkalan Desa Waluran yang baru dibangun belum berfungsi secara maksimal.
Menyusul keluhan tersebut UPTD Pekerjaan Umum atau PU Wilayah Jampangkulon, Senin (1/11/2021), melakukan uji coba terhadap DI Pangkalan. Hasilnya, fasilitas itigasi tersebut bisa berfungsi optimal mulai esok hari.
Baca Juga :
Kepala UPTD PU Wilayah Jampangkulon, Rudi AB memastikan mulai esok hari DI Pangkalan sudah bisa berfungsi secara maksimal. Hal ini berdasarkan hasil uji coba yang dilaksanakan Senin siang.
Sesuai dengan laporan petani, pihak UPTD langsung menjalin komunikasi dengan pihak penyedia yang telah membangun DI Pangkalan. Hasilnya pihak penyedia bersedia melaksanakan perbaikan saluran irigasi yang terganggu akibat pelaksanaan kegiatan program IPDMIP sepanjang 400 meter.
Berdasarkan pemantauan di lapangan, lanjut Rudi, pekerjaan perbaikan tersebut sudah selesai dilaksanakan. Hari ini, Senin (1/1/2021), dilakukan uji coba dengan mengalirkan air secara bertahap setinggi 20 centimeter.
"Mulai besok irigasi tersebut bisa dialiri air sesuai debit yang dibutuhkan," paparnya. Selain itu, mitra cai serta UPTD sedang melakukan pembersihan saluran agar ketika masuk musim tanam satu air bisa mengalir tanpa hambatan.
Sebelumnya para petani di Desa Waluran, terutama yang berada di Blok Pangkalan mengeluhkan akan kondisi persawahannya yang belum mendapatkan pasokan irigasi dari DI Pangkalan yang belum lama ini dibangun.
Diketahui DI Pangkalan dibangun Dinas Pekerjaan Umum melalui program Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Program atau IPDMIP. Anggarannya bersumber dari dana hibah pemerintah pusat melalui Kementrian PUPR sebesar Rp 2.050.000.000.
Anggaran sebesar itu digunakan untuk pembangunan konstruksi daerah irigasi yang terdiri dari beberapa item pengerjaan, seperti saluran pasangan, terjunan, termasuk bendung. Pengerjaan sendiri digarap pihak ketiga CV Rimba Jaya Abadi, dengan waktu 150 hari kalender.
"Saat ini seharusnya sudah mulai pengolahan lahan persawahan seperti membajak sawah (Nyambut)," kata Edi (36 tahun) petani asal Kampung Cimulek RT 01/04 kepada Sukabumiupdate.com, Senin (1/11/2021).
Namun suplai air dari DI Pangkalan itu belum mengalir normal, karena ada kendala pada pembangunan irigasi tersebut sehingga pesawahan yang ada di blok Pangkalan belum teraliri air.
"Ada sekitar 400 hektar, sawah yang ada di blok Pangkalan Desa Waluran, masih belum teraliri. Padahal November ini mulai masuk tanam pertama," ungkapnya.