SUKABUMIUPDATE.com - Sekitar 37 jiwa dari 25 kepala keluarga di Kampung Cigulusur RT 01/01 Desa Margaluyu, Kecamatan Purabaya, Kabupaten Sukabumi, terdampak tanah bergerak atau pergerakan tanah, yang mulai terjadi sejak Kamis sore kemarin, 21 Oktober 2021. Sejumlah warga mengungsi salah satunya pasangan lansia mak Aisah dan suami yang berusia lebih dari 60 tahun.
Saat kejadian ia suami dan anaknya langsung mengungsi ke warung yang berada di lokasi lebih aman. Rumahnya mengalami kerusakan cukup parah, sehingga tidak bisa ditempati karena dikhawatirkan roboh.
"Hari ini kami pindah ke tenda, mengungsi dulu disini," jelas Aisah kepada sukabumiupdate.com, Jumat (22/10/2021).
Suami istri ini kemudian menceritakan suasana mencekam saat pergerakan tanah mulai merusak rumahnya. Saat itu, Kamis petang mereka tengah duduk santai karena kondisi di luar hutan sejak siang.
"Tiba-tiba ada suara ngebletek. Lantai rumah pecah, tembok retak-retak," jelasnya.
Aisah dan suami semakin panik karena kerusakan di rumahnya terus terjadi. Bahkan pintu rumah tidak bisa ditutup karena pondasi bangunan terdampak pergerakan tanah yang melintas di lahan tempat tinggalnya.
"Pas keluar liat retakan di jalan makin lebar. Langsung mengungsi ke saung warung yang ada di sana. Kami semalaman disana. Hari ini baru ke tenda ini,"
Kemarin sore, ada bletek suara, malam juga. kemaren kemarennya ada tapi sedikit sedikit. kami sedang duduk ada ngebletek. Nggak miring, tapi tembok lantai pecah retak-retak, pintu nggak bisa ketutup. rumah bergeser. jalan-jalan retak. tadi malam ngungsi di warung, hari ini masuk ke tenda.
Sejak pagi tadi BPBD Kabupaten Sukabumi membangun tenda pengungsian di lokasi aman, untuk tempat menginap warga yang terdampak bencana pergerakan tanah di Kampung Cigulusur Desa Margaluyu.
Kondisi di lokasi ditutup oleh aparat gabungan karena hujan terus mengguyur. Dikhawatirkan retakan tanah bertambah parah dan mengancam keselamatan warga di lokasi terdampak.
Baca Juga :
Selain merusak rumah dan bangunan, pergerakan tanah di lokasi tersebut juga mengancam 18 kepala keluarga lainnya. "Jadi jumlah terancam dan terdampak sementara 25 kepala keluarga (37 jiwa)," tulis P2BK Purabaya.
Selain rumah, Pergerakan Tanah ini pun berdampak terhadap 5 ribu meter tanaman pertanian dan yang terancam seluas 10.000 meter. Kerugiannya sendiri masih dalam taksiran.