Pengamat Sejarah Beberkan Kenapa Nol Kilometer Sukabumi di Jalan A Yani

Kamis 21 Oktober 2021, 10:57 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Teka-teki di mana titik nol kilometer Sukabumi terus dibahas. Kali ini, Pengamat sejarah Sukabumi Irman Firmansyah turut memberikan pandangannya ihwal di mana lokasi yang menentukan dimulainya penghitungan jarak Sukabumi dengan daerah lain tersebut.

Irman mengatakan, nol kilometer Sukabumi saat ini sudah berpindah ke Jalan Bhayangkara (depan kantor PLN). Ini terkait perubahan jalan nasional pada 2004 yang sebelumnya melintasi Jalan Ahmad Yani, diubah ke Jalan Bhayangkara, Jalan Siliwangi, Jalan RS Bunut, dan sebagian Jalan Surya Kencana.

Perpindahan ini, kata Irman, dimungkinkan untuk keperluan penghitungan jarak trayek bus Antar Kota Antar Provinsi atau AKAP karena saat itu jalan yang dilewati angkutan tersebut adalah ruas Jalan Bhayangkara, Jalan Siliwangi, Jalan RS Bunut. "Namun sekarang jalur bus AKAP berpindah lagi ke Jalan Lingkar Selatan," kata Irman, Kamis, 21 Oktober 2021.

Sebelum pindah ke Jalan Bhayangkara, Irman yang juga penulis buku "Soekaboemi the Untold Story" menjelaskan, banyak saksi mata yang menyebut, hingga 1970-an, patok nol kilometer terletak di depan toko Meubel Bandung di Simpang Tiga Jalan PGRI/Balai Desa dan Jalan Ahmad Yani, dengan lokasi tepatnya dekat tiang listrik.

"Namun saat ada ada pelebaran jalan, kemudian patok tersebut hilang," ujar Irman yang kini aktif sebagai Kepala Riset dan Kesejarahan Soekaboemi Heritages. "Asumsi depan toko Meubel Bandung memang cocok karna patok lama (2015) di Ciaul masih terlihat 1 kilometer," tambah dia.

photoDesain titik nol kilometer di Jalan Jenderal Ahmad Yani Kota Sukabumi. - (Istimewa/Achmad Fahmi)

Baca Juga :

Titik Nol Kilometer Sukabumi Bakal Dibangun di Sini, Cek Desainnya

Irman mewajarkan jika patok nol kilometer tersebut berada di Jalan Ahmad Yani. Mengingat, dulu jalan raya itu disebut sebagai grote postweg atau Jalan Raya Pos. Jalan Raya Pos sendiri adalah jalan raya sepanjang 1.000 kilometer (621 mil) di Jawa yang membentang dari Anyer Banten hingga Panarukan di Jawa Timur.

Namun, Irman mengatakan penamaan tersebut bukan karena dibangun Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang ke-36, Herman Willem Daendels, seperti grote postweg Anyer - Panarukan yang sebenarnya, tetapi jalan pos yang digunakan pemerintah. Jalan tersebut membelah Kota Sukabumi dan sangat ideal menjadi titik tengah untuk mengukur jalur, terutama Jakarta dan Bandung.

"Banyak yang beranggapan, seharusnya patok jalan raya itu adanya di sekitar alun-alun. Tapi perlu dipahami, pembangunan Kota Sukabumi terjadi sesudah jalan ini dibuat," ujar Irman.

Irman mengungkapkan, jalur (melewati Jalan Jenderal Ahmad Yani Sukabumi) sudah ada sejak Daendels berencana membangun Jalan Anyer - Panarukan.

Bahkan, ketika itu Daendels melakukan survei bersama Wiratanudatar III (Bupati Cianjur) dan menyimpulkan jalan melalui Sukabumi masih layak, meski sering berlumpur saat hujan. Tetapi, berkat penggunaan kerbau, jalur distribusi kopi yang menggunakan gerobak pedati masih aman. "Karena itu Daendels memutuskan untuk membangun jalur melalui puncak."

Jalan Bogor - Sukabumi (Jalan Ahmad Yani) - Cianjur yang melintasi ibukota distrik mulai Cicurug, Karangtengah, Cimahi, Gunungparang, hingga Cianjur seperti sekarang, saat itu disebut sebagai Militairenweg (jalan militer). Sebab, saat masa awal, orang Belanda memasuki wilayah Sukabumi melalui jalan tersebut, di antaranya Sersan Pieter Scipio (1687) dan Van Riebeeck (1709). Ekspedisi yang dilakukannya dalah ekspedisi militer.

Menurut De Haan, kata Irman, pada masa Thomas Stamford Bingley Raffles, tepatnya tahun 1813, seiring kebutuhan akan koordinasi dan pengumpulan pajak tanah (landrente), dilakukan pengerasan dan sedikit perbaikan jalan dari Bogor ke Sukabumi, supaya lebih layak dilewati pejabat-pejabat Inggris yang akan melakukan tugasnya.

"Jalan tersebut juga dilalui Raffles pada 1815 saat mengunjungi Andries de Willde dan mendaki Gunung Gede dan Gunung Salak. Kemajuan pertanian Sukabumi yang diangkat Wilde juga menggunakan jalan ini," kata Irman.

Sementara itu, Irman menyebut, pembangunan alun-alun diperkirakan dilakukan ketika terjadinya pemisahan Afdeling Sukabumi dari Cianjur pada 1870, sehingga penentuan kilometer sudah ada yang disebut Paal. Ukuran 1 Paal adalah 1,507 kilometer. Itu mengacu kepada Instruksi 5 Mei 1808 10 Pasal 2.

"Dibangun lebar 2 roedrijn. Setiap 400 roedrijn, dipasang tanda berupa tonggak batu/pilar dicat putih dengan garis hitam bertuliskan jarak paal, sebagai penanda jarak sekaligus penanda tanggung jawab pemeliharaan jalan," ucapnya. "Setiap 15 Paal ada bangsal/pos yang juga digunakan sebagai tempat beristirahatnya kuda pos sehingga disebutlah Jalan Raya Pos."

Istilah Paal ini kemudian menjadi toponimi, misal ada Pal dua dekat Ciengang atau di Jakarta ada Palmerah yang dulunya menandakan jarak. Namun, saat ini ukuran yang digunakan bukan lagi Paal, tetapi kilometer. Perubahan ukuran Paal menjadi kilometer juga tentu akan mengubah titik-titik yang ada, meski seharusnya titik nol kilometer akan tetap sama. Tetapi, karena keperluan tertentu, titik nol kilometer ini berubah sehingga titik nol kilometer awal hilang. 

"Perlu kajian khusus supaya titik nol kilometer memang sesuai historikalnya. Kebetulan saat ini juga ada pembangunan trotoar, bisa sekalian dipertimbangkan untuk membangun kembali titik nol kilometer awal yang konon menurut banyak saksi mata adalah di depan toko Meubel Bandung.

Sebelumnya, Pemerintah Kota Sukabumi berencana membangun patok titik nol kilometer di sekitar toko Aloha (samping toko Meubel Bandung), dekat Citimall, di Jalan Jenderal Ahmad Yani. Ini menjadi jawaban soal di mana lokasi yang menentukan dimulainya penghitungan jarak Sukabumi dengan daerah lain.

Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi mengatakan pembangunan patok nol kilometer tersebut bersamaan dengan pengerjaan proyek jalur pedestrian Jalan Jenderal Ahmad Yani yang ditargetkan rampung pada Desember 2021. "Itu di Aloha, samping Citimall," kata Fahmi, Senin, 11 Oktober 2021.

Fahmi mengakui ada perbedaan pendapat tentang keberadaan titik nol kilometer Sukabumi. Ia menyebut ada yang mengatakan di Aloha, depan Kantor Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Jawa Barat, dan Pendopo Sukabumi. "Setelah dilakukan kajian dari data dan fakta yang ada, yang paling kuat itu di Aloha," ujarnya.

"Makanya kemudian bersepakat titik nol kilometer ditetapkan di Aloha yang dulu berdasarkan saksi para sesepuh ada paneng yang menyatakan di sana adalah titik nol kilometer," imbuh Fahmi.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkini
Inspirasi18 Januari 2025, 15:00 WIB

Lowongan Kerja Sukabumi Sebagai Cook Sushi, Cek Kualifikasinya Disini!

Apabila kamu tertarik dengan lowongan kerja ini, segera daftarkan diri sekarang juga!
Ilustrasi - Lowongan Kerja Sukabumi Sebagai Cook Sushi, Cek Kualifikasinya Disini! (Sumber : Freepik.com/@ASphotofamily)
Sukabumi18 Januari 2025, 14:58 WIB

Pengendara Terjebak Berjam-jam, Jalan Nasional di Simpenan Sukabumi Buka Tutup Pasca Longsor

Saat ini jalan sudah dibuka, tetapi dengan sistem buka tutup.
Antrean kendaraan di Jalan Nasional Bagbagan-Kiara Dua, tepatnya di Kampung Cimapag, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (18/1/2025). | Foto: Dokumen Pengendara
Sukabumi18 Januari 2025, 14:13 WIB

Pulihkan Ekosistem Pasca Bencana, Penanaman Pohon di DAS Sungai Cikaso Sukabumi

Kegiatan ini untuk mencegah bencana serupa di masa depan.
Penanaman pohon di DAS Cikaso, Desa Cibadak dan Desa Pabuaran, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Sukabumi. | Foto: Dokumentasi Panitia
Food & Travel18 Januari 2025, 14:00 WIB

Menikmati Deburan Ombak di Pantai Karang Tawulan, Wisata Eksotis Mirip Tanah Lot di Tasikmalaya

Tersembunyi di wilayah selatan kabupaten, pantai Karang Tawulan menawarkan keindahan alam yang masih asri dan jauh dari hiruk pikuk kota.
Pantai Karang Tawulan adalah sebuah destinasi wisata pantai yang menarik di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. (Sumber : Instagram/@riskardr/@dadanwardana99).
Bola18 Januari 2025, 12:00 WIB

Prediksi PSM Makassar vs PSBS Biak di Liga 1: H2H, Susunan Pemain dan Skor

PSM Makassar vs PSBS Biak akan tersaji sore ini dalam lanjutan Liga 1 2024/2025.
PSM Makassar vs PSBS Biak akan tersaji sore ini dalam lanjutan Liga 1 2024/2025. (Sumber : Instagram/@psbsofficial/X/@psm_makassar).
Sukabumi18 Januari 2025, 11:57 WIB

Satpam Asal Sukabumi Tewas di Rumah Mewah Bogor, Keluarga Temukan Banyak Luka Serius

Korban sempat menghubungi istrinya melalui pesan singkat.
Rumah duka Septian (37 tahun) di Kampung Cibarengkok RW 01, Desa Citarik, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. | Foto: SU/Ilyas Supendi
Sukabumi18 Januari 2025, 11:36 WIB

Daftar SKPD dengan Aduan Terbanyak pada 2024, Menurut Data Diskominfo Kota Sukabumi

Pemerintah Kota Sukabumi menerima 106 aduan masyarakat sepanjang 2024.
Apel di Lapang Setda Balai Kota Sukabumi pada Senin (15/7/2024). | Foto: Dokpim Kota Sukabumi
Sukabumi18 Januari 2025, 11:20 WIB

Tahun 2025, Dishub Kota Sukabumi Bakal Perketat Pengawasan Kendaraan Pariwisata

UPTD PKB Dishub akan melakukan upaya untuk mendukung pemerintah pusat.
Kepala UPTD PKB Dishub Kota Sukabumi, Endro. | Foto: Website Kota Sukabumi
Aplikasi18 Januari 2025, 11:15 WIB

Raksasa Mesin Pencari Google Mulai Ditinggalkan, Ternyata Teknologi Ini Penggantinya!

Google perlahan-lahan mulai ditinggalkan oleh pengguna, terutama para generasi muda.
Google perlahan-lahan mulai ditinggalkan oleh pengguna, terutama para generasi muda. (Sumber : Pixabay.com/@Simon).
Sukabumi18 Januari 2025, 11:06 WIB

Diskominfo Rilis Laporan 2024: SP4N-Lapor Kota Sukabumi Terima 106 Aduan Masyarakat

Mei menjadi bulan tertinggi dengan 15 aduan.
(Foto Ilustrasi) Diskominfo Kota Sukabumi merilis data yang masuk ke SP4N Lapor sepanjang 2024. | Foto: Istimewa