SUKABUMIUPDATE.com - Pemerintah melalui Kemensos atau Kementerian Sosial menugaskan komunitas RAPI (Radio Antar Penduduk Indonesia) untuk mendata anak-anak yang menjadi yatim piatu atau yatim akibat covid-19. Kemensos akan menyalurkan bantuan bagi anak anak "korban covid-19" ini setelah proses pendataan dilakukan.
Data sementara ada 120 anak di Kabupaten Sukabumi yang orang tuanya meninggal akibat covid-19. Namun akan ada pendataan ulang ke lapangan karena disinyalir masih banyak anak anak yang orang tuanya meninggal akibat covid-19.
Untuk mempercepat realisasi dan memastikan bantuan tepat sasaran, Kemensos melakukan koordinasi dengan RAPI wilayah 6 Kabupaten Sukabumi di Gedung Serbaguna Phala Martha, jalan Perintis Kemerdekaan Cibadak, Minggu (12/9/2021)
Umar Khairudin Pekerja Sosial Madya Kemensos memaparkan hasil koordinasi dengan dinas sosial, dari pendataan mandiri yang dilakukan baru ada 150 yatim atau yatim piatu yang tersebar di 47 kecamatan di Kabupaten Sukabumi. "Namun saat petugas melakukan verifikasi ke lapangan ternyata masih banyak yang belum terdata," tegasnya dalam rilis yang disampaikan kepada sukabumiupdate.com.
Makan lanjut umar, sesuai nota kesepahaman antara Kemensos dengan RAPINAS di Magelang, Balai Phala Martha bergegas melaksanakan koordinasi teknis pendataan dan asesmen dengan RAPI Kabupaten Sukabumi.
"Perlu penajaman data dengan kembali terjun ke setiap desa untuk mendata ulang jumlah yatim atau yatim piatu akibat Covid-19," sambungnya.
Umar menjelaskan bahwa Kemensos akan menyalurkan bantuan dengan transfer ke rekening penerima untuk anak yatim atau yatim akibat covid-19. Besarannya, anak yang belum sekolah Rp 300 ribu dan sudah sekolah Rp 200 ribu.
"Mulai bulan September hingga desember.2021. Insya Allah akan juga akan ditindaklanjuti pada tahun 2022," tegasnya.
Sementara Sekjen RAPI wilayah 6 Sukabumi Yan Victor Momongan menjelaskan bahwa mereka siap melaksanakan tugas mulia ini. Membantu mendata yatim atau yatim piatu yang orang tuanya meninggal akibat covid di Kabupaten Sukabumi
"Rencananya kami akan menerjunkan seluruh anggota RAPI wilayah 6 dari sepuluh unit lokal sehingga dapat menembus seluruh desa. Kami akan berkoordinasi dengan dinas sosial, serta gugus tugas kecamatan dan desa," tegasnya.
Sebagai tambahan data, Satgas Penanganan covid-19 hingga Sabtu kemarin mencatat ada 580 kasus kematian pasien covid-19. Dari angka tersebut data sementara anak terdampak karena orang tuanya meninggal akibat covid-19 baik dari Dinas Sosial maupun Kementerian Sosial.
Soal bantuan ini, Mensos Risma menyampaikan program perlindungan bagi anak yatim, piatu dan yatim piatu mencakup sasaran sebanyak 4.043.622 anak. Terdiri dari 20.000 anak yang ditinggal orangtua akibat Covid-19; 45.000 anak yang diasuh LKSA dan 3.978.622 anak diasuh oleh keluarga tidak mampu.
“Saya pastikan anak yatim, piatu dan yatim piatu diberikan perlindungan. Mereka tidak hanya diberikan dukungan terhadap kebutuhan fisik, tetapi juga dukungan psikososial, pengasuhan dan keberlanjutan pendidikan mereka,” kata Mensos dalam jumpa pers usai acara “Penyerahan Penghargaan Menteri Sosial untuk Aparat Penegak Hukum yang Telah Berpartisipasi Aktif dalam Mengawal Program Kementerian Sosial RI di Jakarta (24/08/2021) dikutip dari website resmi Kemensos.
Kemensos merancang program bagi anak yatim, piatu dan yatim piatu yang orangtuanya meninggal akibat Covid-19 sebagai salah satu langkah strategis untuk memastikan hak-hak anak tetap terpenuhi meski dalam situasi sulit. Kemensos tengah berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan dan Bappenas RI untuk menyiapkan dukungan anggaran kurang lebih sekitar Rp3,2 triliun.
Mensos menyatakan, bantuan kepada setiap anak tidak sama. “Anak-anak tersebut sebelumnya akan diasesmen. Untuk bentuk bantuannya akan disesuaikan dengan hasil asesmen tersebut,” kata dia.
Anak yatim dan piatu yang masih berada dalam pengasuhan orang tuanya, misalnya, bisa diintervensi dengan bantuan Program Keluarga Harapan (PKH). Untuk memastikan mereka bisa melanjutkan pendidikan, bisa diberikan bantuan pendidikan seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP).
Namun untuk itu, kata Mensos, Kemensos tidak bisa bekerja sendiri. “Untuk merealisasikan kebijakan tersebut, kami telah menjalin komunikasi dan bekerja sama dengan kementerian, lembaga lain serta pemerintah daerah. Termasuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk bantuan KIP,” kata Mensos.
Kemensos juga memberikan pelatihan vokasional dan kewirausahaan, bantuan sosial/asistensi sosial dan dukungan aksesibilitas. Bantuan ATENSI anak tersebut tidak ditujukan kepada anak-anak yang ditinggal orangtua karena Covid-19 saja, tapi juga menyasar anak-anak yatim, piatu dan yatim piatu lainnya binaan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) dan yang tinggal dalam keluarga tidak mampu.
Data dari Aplikasi SIKS NG per Mei 2021 dari 3.914 LKSA menunjukkan bahwa terdapat 191.696 anak berada dalam pengasuhan LKS Anak (Panti Asuhan/Yayasan/Balai). Dari jumlah tersebut sebanyak 33.085 anak yatim, 7.160 piatu, dan yatim piatu 3.936. dengan jumlah total 44.181 jiwa.
Mensos juga meminta balai/loka rehabilitasi sosial serta UPT di bawah Kementerian Sosial menjadi shelter perlindungan anak dan keluarga korban Covid-19.