SUKABUMIUPDATE.com - Semangat Edo (50 tahun) warga Kampung Ciemas RT 03/01 Desa Ciemas, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, tetap menyala.
Edo menjadi kuli angkut getah karet sejak 2 tahun lalu, ia mengangkut getah karet menggunakan motor rarawuan dari areal perkebunan sampai di jalan kabupaten.
"Sejak adanya Pandemi Covid di tahun 2019, saya pulang ke kampung. Asalnya kerja di Jakarta, di Grab" kata Edo kepada Sukabumiupdate.com, Kamis (19/8/2021).
Namun situasi sulit di kota, akhirnya membuat Edo menjual mobil dan jadi kuli ngangkut (Ngepok) getah karet. Kuli angkut pun tidak setiap hari, hanya satu minggu sekali, tergantung dari hasil sadap getah karet.
"Selain ngepok getah karet, paling kuli jadi supir," tuturnya. Ia katakan, getah karet tersebut milik pengusaha yang menyewa ke perkebunan, dibayar per satu kilonya 200 perak.
"Rata-rata satu hari mengangkut dapat 3 kuintal itupun kotor karena memang saat dibawa banyak mengandung air, saat di timbang terkadang airnya sudah tidak ada. Dari pukul 09.00 hingga pukul 14.00 WIB, kegajih Rp. 60 ribu," ungkapnya.
"Jaraknya bervariasi, namun paling jauh masuk jalan setapak hingga kedalam perkebunan 1,5 kilometer. Ongkosnya sama jauh-dekat tetap 200 perak," pungkasnya.