SUKABUMIUPDATE.com - Rumah Sakit Umum Daerah Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, disiapkan sebagai rumah sakit rujukan pasien thalasemia oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Nantinya, RSUD Palabuhanratu akan mendeteksi dini keluhan tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dr R Nina Susana Dewi pun mengecek kesiapan RSUD Palabuhanratu pada Jumat, 6 Agustus 2021. "Jadi ditunjuk menjadi salah satu laboratorium untuk mendeteksi dini thalasemia. Untuk itu, harus melihat langsung kondisi rumah sakit," kata dia.
Nina berujar kunjungannya itu juga menjadi rangkaian pelaksanaan program nasional penanganan thalasemia yang harus disukseskan di setiap provinsi dan kabupaten/kota. "Selain melakukan penandatanganan kerja sama, kami juga melakukan diskusi dan koordinasi dengan jajaran direktur dan dokter di sini," tambahnya.
Saat ini, kata Nina, ada sekira 120 pasien thalasemia yang dirawat di RSUD Palabuhanratu. Dengan ditunjuknya rumah sakit ini sebagai rujukan di Kabupaten Sukabumi, Nina menyebut pasien tersebut akan diperiksa di laboratorium dan hasilnya dilaporkan ke Kementerian Kesehatan.
"Jadi kita akan memeriksa pasien-pasien yang thalasemia. Nanti (hasil) laboratoriumnya dilaporkan ke Kementerian Kesehatan. Ada beberapa parameter yang harus kita lakukan terhadap oramg yang penyakit thalasemia," imbuhnya.
Direktur RSUD Palabuhanratu dr Damayanti Pramasari menyebut alat pemeriksaan thalasemia telah datang. Persiapan lainnya, kata Damayanti, adalah menguatkan unit thalasemia di RSUD Palabuhanratu. "Kalau kesiapan, kita sudah berkoordinasi dengan instalasi laboratorium dan memang kemarin sudah datang alat untuk pemeriksaan thalasemia," ujarnya.
"Mungkin nanti kesiapan dari teman-teman unit thalasemia. Insyaallah kita harus sukseskan ini, karena ini program nasional, harus kita sukseskan," tambah Damayanti.
Menukil penjelasan Alodokter Kementerian Kesehatan, thalasemia adalah kelainan darah yang diturunkan dari orang tua. Kelainan ini membuat penderitanya mengalami anemia atau kurang darah. Kurang darah yang dialami penderita thalasemia akan menimbulkan keluhan cepat lelah, mudah mengantuk, hingga sesak napas. Akibatnya, aktivitas penderita thalasemia akan terganggu.
Thalasemia perlu diwaspadai, terutama thalasemia yang berat (mayor), karena dapat menyebabkan komplikasi berupa gagal jantung, pertumbuhan terhambat, gangguan hati, hingga kematian.
Gejala Thalasemia
Penderita thalasemia akan mengalami anemia yang membuat penderitanya merasa mudah lelah dan lemas. Gejala ini biasanya muncul pada saat dua tahun pertama kehidupan. Akan tetapi, bagi penderita thalasemia yang ringan (minor), anemia bisa tidak terjadi.
Waktu munculnya gejala serta keparahan gejala yang dialami akan berbeda setiap penderita, sesuai dengan jenis thalasemia yang dialami. Pada thalasemia mayor, penderitanya akan merasakan gejala-gejala kurang darah yang parah. Kondisi ini dapat merusak organ tubuh, bahkan berujung pada kematian.
Penyebab Thalasemia
Thalasemia disebabkan oleh kelainan genetik yang memengaruhi produksi sel darah merah. Kelainan genetik ini diturunkan dari orang tua, dan tetap dapat diturunkan walaupun orang tua tidak mengalami gejala.
Diagnosis Thalasemia
Thalasemia dapat diketahui melalui gejala yang timbul, serta pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan darah untuk melihat kelainan sel darah merah dan kelainan genetik penyebab thalasemia.
Pengobatan Thalasemia
Thalasemia merupakan kelainan genetik yang berkepanjangan, sehingga perawatannya perlu dilakukan seumur hidup. Penderita thalasemia akan melalui transfusi darah berulang untuk menambah sel darah yang kurang. Pada kasus thalasemia yang parah, dokter mungkin akan menganjurkan penderita untuk melakukan transplantasi sumsum tulang.
Tetapi tidak semua penderita thalasemia membutuhkan transfusi darah. Penderita thalasemia minor hanya memerlukan pemeriksaan rutin dan transfusi darah pada kondisi tertentu, misalnya setelah melahirkan atau operasi.