SUKABUMIUPDATE.com - GSBI Sukabumi atau Gabungan Serikat Buruh Indonesia tengah melakukan Open Donasi untuk buruh yang terdampak Covid-19, pada Sabtu (31/7/21).
Menurut Dadeng Nazarudin selaku Ketua GSBI Sukabumi, open donasi ini dilakukan terkait dengan perkembangan penanganan Covid-19 khususnya buruh yang terdampak.
“Ya DPP GSBI selalu mengupdate perkembangan soal covid ini terutama soal penanganan-penanganan dan perlindungan, khususnya terhadap buruh (anggota), di beberapa wilayah. Terjadi kesulitan mendapatkan tabung oksigen kemudian obat - obatan dan vitamin yang langka membuat kami berinisiatif membuat gagasan ini,” kata Dadeng.
“Buruh banyak yang terkena dampak, dengan terpaksa dilakukan isoman. Maka, muncul berbagai kendala dan masalah bahkan buruh yang terpapar juga sampai ada yang meninggal,” tambah Dadeng.
Open donasi yang dilakukan oleh GSBI pusat tentu saja disambut hangat oleh Dadeng dan kelompok GSBI Sukabumi.
“Dilakukan oleh lingkup internal basis GSBI saja, khususnya di Sukabumi untuk support kegiatan kemanusiaan yang dilakukan oleh induk organisasi (DPP), Kita dapat info dari DPP kemarin, jd hari ini baru seruan untuk bergerak bersama galang donasi,” jelasnya.
Berdasarkan data yang dihimpun GSBI per Juli 2021 ini, jumlah anggota yang terdampak Covid-19 adalah sebagai berikut :
1. Ada 10 orang meninggal dunia
2. Saat ini ada 383 Positif Covid-19 dan Isoman; (dari 383 orang yang Positif Covid-19 dan isoman, ada 198 orang tidak mendapatkan upah; 122 orang mendapatkan upah 50% dan 63 orang mendapatkan upah 100%).
3. 2.237 orang dirumahkan tanpa upah
4. 11.386 di PHK (kehilangan pekerjaan)
GSBI Sukabumi sendiri pada saat ini memiliki sekitar 3 ribu anggota aktif dan sejauh ini data yang didapatkan oleh Dadeng sudah ada beberapa anggota buruh di Sukabumi yang sedang melakukan isolasi mandiri.
“Anggota aktif sekitar 3 ribu, kalau yang terpapar dan melakukan isoman sudah sekitar 20 orang, bahkan sekitar bulan yang lalu ada beberapa kabar sampai meninggal dunia, kalau di luar anggota (buruh di Sukabumi) yakin banyak. Beberapa info hasil sidak gugus Covid-19 ke pabrik-pabrik kan banyak pabrik yang melanggar prokes,” tambah Dadang.
Sejauh ini GSBI masih dalam tahapan sosialisasi terhadap open donasi tersebut, dan belum ada bantuan yang disalurkan.
“Di Sukabumi belum ada (bantuan yang disalurkan), ini baru tahapan sosialisasi kepada basis-basis GSBI dan masyarakat umum,” ujarnya.
Dadeng berharap agar Pemerintah Daerah untuk lebih serius dalam mengawasi protokol kesehatan di pabrik dan memenuhi kebutuhan para buruh yang terdampak Covid-19.
“Di pabrik itu sangat sulit menjaga prokes, apalagi saat jam masuk, pulang dan istirahat. Kami meminta pihak pemerintah daerah lebih serius dalam mengawasi Prokes di pabrik-pabrik, lindungi kesehatan buruh. Pihak perusahaan harus menyediakan antar jemput buruh yang pulang malam. Kemudian sediakan makanan tambahan dan vitamin, bayar upah buruh yang mengalami isoman atau perawatan, Adakan gerakan vaksinasi di pabrik-pabrik,” tegas Dadeng.
(PKL/ UTAMA)