SUKABUMIUPDATE.com - Akhir-akhir ini kita sering melihat pengamen ondel-ondel keliling di Sukabumi. Ondel-ondel memang salah satu kesenian betawi yang cukup menghibur, namun membawanya untuk mengamen keliling kota bukan perkara mudah.
Boneka ondel-ondel ini ternyata cukup berat, hingga 15 kilogram untuk yang ukuran sedang. Itu kenapa pengamen ondel-ondel keliling tidak pernah sendirian, selalu ada dua, tiga bahkan empat orang yang mendampinginya, biar bisa gantian.
Sukabumiupdate.com, berkesempatan ngobrol dengan satu tim pengamen ondel-ondel saat mereka tengah beristirahat di SPBU Cipanengah jalan Pelabuhan II Kota Sukabumi. Mereka berempat, dengan tugas masing-masing, satu memakai boneka ondel-ondel, satu membawa peralatan audio, dan lainnya menyodorkan kaleng kepada warga yang ingin memberi uang.
Empat pemuda itu bernama Rendi, Marwan, Tedi, dan Mansyah. Mereka merupakan pemuda asal Citeureup, Bogor yang merantau ke Sukabumi sebagai pengamen ondel-ondel.
Sudah melakoni profesi ini selama satu tahun, atau sejak pandemi covid-19 melabrak Indonesia. "Semenjak ada covid saja, kurang lebih satu tahun ke belakang," ungkap Rendi kepada sukabumiupdate.com, Jumat, 9 Juli 2021.
Sebelumnya mereka adalah pedagang soto di Pasar Tanah Abang Jakarta. Pandemi membuat usaha tempat mereka bekerja tutup total sehingga sempat menganggur.
Bertemu seniman ondel-ondel di Bogor hingga akhirnya mereka berempat sempat melakoni profesi baru sebagai pengamen keliling. Setiap hari, mulai mengamen dari pukul 10.00 WIB hingga 18.30 WIB.
Rombongan ini punya rute mengamen dari Pasar Cikembar hingga Jalur Lingkar Selatan Kota Sukabumi. Di sini mereka mengontrak di daerah Baros Kota Sukabumi.
"Hasil ngamen total bersih bisa Rp 200-300 ribu sehari kalau lagi rame, dibagi buat bayar kontrakan, sewa ondel-ondel dan sisanya dibagi empat," ujar Rendi.
Mereka memang membayar sewa ondel-ondel dengan harga yang berbeda-beda. Rp 50 ribu sampai Rp 70 ribu per hari tergantung dari ondel-ondel yang disewa.
Penghasilan harian ini juga termasuk untuk biaya pengisian ulang akumulator (aki), biasanya Rp 15 ribu satu kali isi dan bisa bertahan selama 12 jam. "Ya gimana lagi ya, daripada enggak kerja diem di rumah, lebih baik begini. Asalkan terus usaha aja," timpal Marwan.
Marwan menambahkan salah satu tantangan profesi ini adalah berat ondel-ondel yang mencapai 15 kilogram, membuat mereka harus bergantian memakai ondel-ondel setiap 2 jam sekali. "Ondel-ondel rusak sering, karena terjatuh nggak kuat. Tapi untungnya enggak apa-apa nanti dibenerin sama yang punya," tambah Rendi.
"Ya, dicukup-cukupin, Alhamdulillah masih bisa makan," pungkas keduanya. (PKL/NISSA)