SUKABUMIUPDATE.com - Keluarga pasien covid-19 di Sukabumi yang meninggal dunia bercerita soal perawatan selama di rumah sakit. Di Tengah duka menyaksikan pemakaman suaminya di TPU khusus covid-19 Taman Rohmat Kota Sukabumi, sang istri menyebut bahwa penanganan rumah sakit rujukan lambat.
Yayan Suprayanti (41 tahun) hanya bisa memandangi peti mati suaminya mulai diturunkan ke liang lahat oleh tim penanganan covid-19 di TPU Rohmat, Citamiang Kota Sukabumi. Suami Yayan meninggal setelah empat hari menjalani perawatan di ruang isolasi salah satu rumah sakit rujukan covid-19 di Kota Sukabumi.
Usai pemakaman, Yayan Suprayanti berujar bahwa ia ikhlas kehilangan suami tercintanya di usia 48 tahun dan berharap sang kekasih hati diberi tempat terbaik disisi Allah.
Ia kemudian bercerita bahwa perawatan rumah sakit rujukan tempat suaminya diisolasi cukup lambat. "Di dalam ruangan itu tidak ada bel atau tanda untuk memanggil perawat, sehingga almarhum tidak bisa cepat ditangani jika butuh sesuatu," ucapnya kepada sukabumiupdate.com, Selasa (6/7/2021).
Menurut sang istri, dari mulai proses pendaftaran Polymerase Chain Reaction (PCR), butuh waktu yang cukup lama. Begitu juga dalam penanganan dan pemberian obat kepada pasien Covid-19, dinilai Yayan kurang responsif.
"Selama dirawat itu hanya diberi antibiotik, tidak disertai obat-obatan khusus untuk pasien Covid-19," tuturnya.
Hasil PCR, cycle threshold (Ct) almarhum 36 dan dinyatakan positif Covid-19. Sejak awal lanjut Yayan, gejala yang timbul pada almarhum cukup berat, seperti batuk-batuk dan sesak napas.
"Obat batuk dan obat anti virus itu enggak dikasih dari awal, padahal almarhum sudah batuk-batuk parah, tetapi obat itu baru diberikan pada hari terakhir sebelum almarhum dinyatakan meninggal dunia," bebernya.
Ia berharap ada perbaikan pelayanan karena pandemi ini masih berlangsung dan kekinian makin mengganas di Indonesia termasuk Sukabumi.