SUKABUMIUPDATE.com - Satgas Covid-19 Kecamatan Jampang Kulon Kabupaten Sukabumi mencatat selama hampir sepekan ini pihaknya telah memakamkan sebanyak sembilan jenazah pasien Covid-19.
"Dalam tujuh hari ini sudah melaksanakan pemakaman pasien terkonfirmasi Covid-19 sebanyak sembilan orang," kata Ketua Satgas Covid-19 Kecamatan Jampang Kulon, dr Givan kepada Sukabumiupdate.com, Minggu (4/7/2021).
Givan mengungkapkan, pada hari ini pihaknya baru saja selesai memakamkan jenazah seorang pasien laki-laki berusia 58 tahun didampingi koramil dan polsek setempat.
Menurut Givan, pasien terkonfirmasi positif Covid-19 per 26 Juni 2021 tersebut dinyatakan meninggal dunia setelah melakukan isolasi mandiri di rumahnya.
"Kemarin siang (pasien) mendadak mengalami penurunan kondisi di rumah. Sehingga langsung kami rujuk ke RSUD Jampang Kulon. Dalam kondisi penurunan kesadaran dan sesak berat, pasien langsung mendapatkan penanganan intensif di IGD RSU Jampangkulon," katanya.
Baca Juga :
"Namun memang mempunyai komorbid Diabetes, sehingga semakin memperberat penyakit. Pasien meninggal dunia pukul 03.10 WIB, dinihari tadi. Kemudian kami melakukan persiapan pemakaman di TPU Gandasoli Ciparay," tambahnya.
Givan menyampaikan, akibat dari jalan utama ke lokasi pemakaman tidak bisa dilalui kendaraan roda empat, Satgas Covid-19 Kecamatan Jampang Kulon akhirnya berinisiatif memanggul peti jenazah sambil berjalan kaki.
Dengan menggunakan protokol kesehatan (prokes) Covid-19 berupa APD, para petugas dibantu warga bahu membahu tanpa lelah harus memanggul peti jenazah dari jalan utama ke lokasi pemakaman dengan jarak sejauh 800 meter.
"Kami bahu membahu bersama warga desa yang kami beri APD untuk membantu memanggul peti hingga ke lokasi penguburan," paparnya.
Selama ini, lanjut Givan, dari awal pandemi mewabah di Indonesia total ia sudah 19 kali mengikuti prosesi pemakaman dengan protokol Covid-19 di Jampang Kulon. Selama itu ia menghadapi beberapa kondisi unik dan beda yang dihadapi disetiap prosesi pemakamannya.
"Ini kan kultur masyarakat berbeda beda. Disini itu kadang masyarakat merasa tabu dan ketakutan pada kami nakes dan pada kondisi Covid. Contohnya pernah kami menguburkan tengah malam. Setelah koordinasi sama petugas makam katanya sudah selesai penggalian. Pas kami datang ke makam tengah malam, ternyata belum ada makam yg digali karena pada tidak mau menggali," ungkapnya.
Givan menambahkan, meskipun sudah banyak pasien Covid-19 di Jampang Kulon yang dinyatakan sembuh. Namun tetap menurutnya tidak pernah ada yang sebanding rasa sedihnya dengan berita duka dari pasien yang dinyatakan meninggal dunia.
"Semoga tempat yang terbaik dan syahid bagi mereka, berharap kasus di wilayah Pajampangan segera melandai. Dan pandemi ini cepat teratasi. Aamiin," tandasnya.