SUKABUMIUPDATE.com - Kawasan pedestrian Jalan Ir Djuanda atau Dago Kota Sukabumi kini tampak berbeda dibandingkan sebelumnya. Kawasan tersebut terlihat lebih apik dan bersih serta tidak terlihat semrawut.
Seperti diketahui aktivitas berjualan pedagang di kawasan Dago Kota Sukabumi untuk sementara dihentikan mulai Senin (21/6). Sebabnya ada sejumlah pedagang yang dinyatakan positif Covid-19.
"Suasana Dago saat ini lebih apik, nyaman, bersih dan tidak semrawut sehingga membuat situasi lebih menyenangkan,'' ujar salah seorang warga Cikole, Kota Sukabumi yang tengah melintas di Dago, Neneng S (23 tahun), Minggu (27/6). Ia berharap pemerintah dapat mempertahankan situasi yang ada seperti saat ini.
Sehingga kata Neneng, kenyamanan dan keindahan bener-benar tercermin di kawasan itu. Apalagi kawasan Dago adalah bagian terdekat dari pusat pemerintahan Balai Kota Sukabumi.
Kalaupun harus mempertimbangan kondisi ekonomi pedagang, kata dia, sebaiknya pemerintah membuat rekayasa terbaik dengan membuat aturan berdagang. Misalnya pedagang dikelompokkan atau sistem shift yang memperhatikan protokol kesehatan karena tidak berdesak desakan dan berkerumun terlebih di masa pandemi harus dihindari.
Hal senada disampaikan warga asal Kecamatan Nagrak Kabupaten Sukabumi Abizar (20), yang sengaja datang ingin melihat kawasan Dago di Kota Sukabumi. '' Kondisinya sangat rapi sekarang karena mungkin tidak ada pedagang dan terasa indah dipandang,'' kata dia.
Baca Juga :
Abizar berharap kondisi ini bisa dipertahankan karena membuat nyaman warga yang berkunjung. Namun jika pun ada pedagang harus ditata lebih teratur dan protokol kesehatan tetap terjaga serta keindahan dan kenyamanan masih dapat dinikmati warga.
Warga lainnya Herman (43) mengatakan, para pedagang dapat mengikuti apa yang ditetapkan pemerintah. Terlebih tempat itu sejak awal tidak diperuntukkan bagi aktivitas berjualan.
Ketua Yayasan Dapuran Kipahare, Irman Firmansyah mengatakan, pedestrian Dago lokasinya di depan Balai Kota Sukabumi jangan sampai menciptakan kekumuhan baru dan kerumunan baru yang membahayakan di masa pandemi.
''Penataan bisa dimulai dengan penempatan pedagang yang ideal dan berjarak,'' kata dia yang merupakan pengamat sejarah Sukabumi.
Selain itu titik parkir yang tidak terkumpul di satu titik dan petugas protokol Covid yang jaga konsisten. Selebihnya bisa penataan kabel, memperbanyak tempat cuci tangan, dan membuat safety line sehingga pengunjung bisa dengan mudah mengikuti panduan.