SUKABUMIUPDATE.com - Pembangunan Bukit Algoritma yang dimulai pada Rabu, 9 Juni 2021 melalui groundbreaking atau peletakan batu pertama di kawasan Cikidang, Kabupaten Sukabumi, mendapat tanggapan empat kepala desa yang wilayahnya masuk ke area proyek yang juga sebagian masuk ke Kecamatan Cibadak tersebut.
Bukit Algoritma sendiri akan dibangun di atas lahan seluas 888 hektare, yang mencakup tiga desa di Kecamatan Cikidang: Cicareuh, Pangkalan, dan Taman Sari. Sementara satu desa di Kecamatan Cibadak adalah Desa Neglasari. Keempat kepala desa berharap proyek tersebut dapat meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat melalui pelibatan warga lokal.
Kepala Desa Cicareuh Ramdan Rustarmono mengatakan dibangunnya Bukit Algoritma diharapkan bisa merekrut tenaga kerja lokal, terutama pemuda di Desa Cicareuh. Sebab, kata dia, cukup banyak potensi sumber daya manusia di desanya yang bisa dioptimalisasi dalam kegiatan di Bukit Algoritma.
"Ini juga menjadi pembuktian bagaimana Nawacita pemerintah bisa terealisasi dengan melibatkan putra daerah sesuai sumber daya yang ada," kata Ramdan kepada sukabumiupdate.com, Rabu, 9 Juni 2021 di sela-sela acara groundbreaking.
Ramdan pun menyebut ada sekira 300 hingga 400 hektare lahan di Desa Cicareuh yang masuk dalam proyek Bukit Algoritma. Namun di sisi lain, ia tidak memungkiri masih adanya beberapa titik yang masuk dalam kategori blank spot, salah satunya di Kadusunan Cilentab dan Bitung. "Dengan adanya ini mungkin warga nanti bisa menerima dampak positif untuk mengatasi persoalan blank spot," kata dia.
Senada dengan Ramdan, Kepala Desa Tamansari Muchtar menuturkan dibangunnya Bukit Algoritma diharapkan bisa membantu meningkatkan kualitas pendidikan warganya. "Jujur di Tamansari yang sarjana itu masih jarang. Ada, tapi tidak signifikan. Ada juga yang sarjana, tapi merantau di kota," katanya.
Muchtar menyebut proyek Bukit Algoritma harus mampu menarik warganya yang memiliki strata pendidikan lebih tinggi, namun saat ini justru merantau di luar kota. "Dengan adanya proyek ini anak yang merantau agar kembali ke desa dan ikut mengembangkan Bukit Algoritma," ucap dia.
Sementara Kepala Desa Pangakalan Usep Saepulrohman menyebut warganya belum memahami secara utuh bagaimana konsep dari Bukit Algoritma. Namun ia menekankan proyek tersebut harus melibatkan potensi warga lokal dan lembaga lain di tingkat desa. "Jadi kami juga harus mempersiapkan diri, jangan jadi penonton," katanya.
Usep juga mengusulkan agar pembangunan Bukit Algoritma dapat memenuhi harapan warga yang terkait dengan perbaikan infrastruktur jalan, baik jalan desa maupun jalan lingkungan, yang saat ini masih ada sebagian yang mesti diperbaiki.
Terakhir, Kepala Desa Neglasari Ukat menegaskan proyek Bukit Algoritma harus mampu memajukan desanya, terutama dalam perbaikan infrastruktur jalan, baik yang berstatus jalan kabupaten maupun jalan desa. "Saya mendukung program ini, tapi desa saya ingin lebih maju dengan adanya pembangunan tersebut, terutama di bidang kebutuhan masyarakat," kata Ukat.
Ia juga tidak menampik pelibatan tenaga ahli dalam proyek Bukit Algoritma sangat berpotensi didatangkan dari luar. Kendati begitu, Ukat tetap meminta adanya pelibatan warga lokal sesuai kemampuan yang ada. "Untuk ahli mungkin dari luar, tapi sebagian juga penduduk saya ada, yang lainnya bisa sesuai kemampuan," katanya.
Baca Juga :
Sebelumnya diberitakan, pembangunan Bukit Algoritma resmi dimulai pada Rabu, 9 Juni 2021, ditandai dengan groundbreaking atau peletakan batu pertama di kawasan Cikidang, Kabupaten Sukabumi. Ini menjadi awal dimulainya pengerjaan tahap pertama selama tiga tahun oleh Badan Usaha Milik Negara PT Amarta Karya selaku main contractor.
Direktur Utama PT Amarta Karya Nikolas Agung mengatakan pada tahap pertama pihaknya akan memprioritaskan pembangunan infrastruktur jalan, pengairan, dan listrik. "Infrastruktur ini dimulai dari Seksi II Tol Bocimi," kata Nikolas. "Kami pun akan membangun akses ke lokasi ini dan jalan di dalam kawasan," tambah dia. Di tahap pertama ini juga akan dilakukan pembangunan jaringan internet, patung Presiden Ir Soekarno, renovasi enam gedung, hotel, dan 120 rumah kebun.
Ketua Pelaksana PT Kiniku Bintang Raya Kerja Sama Operasional Budiman Sudjatmiko turut menginformasikan perkembangan investasi yang resmi masuk ke proyek Bukit Algoritma. Ia menyebut ada investor baru dari beberapa negara Asia yang menanamkan modalnya untuk pengembangan riset sensor pencari ikan bagi nelayan di Indonesia. "Untuk bidang ini nilainya Rp 1,7 triliun," kata Budiman usai peletakan batu pertama.
Angka tersebut menambah nilai investasi yang sebelumnya telah lebih dulu masuk ke proyek Bukit Algoritma, yakni Rp 18 triliun dari Kanada untuk pembangunan klaster fase pertama yang digarap PT Amarta Karya berupa pembangunan infrastruktur dan investasi ekosistem energi terbarukan yang berasal dari Jerman sebesar Rp 1,4 triliun--yang kata Budiman pengerjaan investasi energi terbarukan ini dilakukan di luar Sukabumi.