Pernah Jadi Habitat Banteng, Ratusan Kerbau Berkeliaran di Hutan Cikepuh Sukabumi

Sabtu 22 Mei 2021, 10:46 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Ratusan kerbau milik masyarakat masih terlihat di kawasan hutan lindung Suaka Margasatwa Cikepuh yang berlokasi di Kecamatan Ciracap dan Ciemas, Kabupaten Sukabumi. Kawasan ini sebelumnya pernah menjadi habitat banteng.

Keberadaan kerbau di kawasan itu menuai polemik karena pada Februari 2020 Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat telah meminta masyarakat agar mengevakuasi kerbau milik mereka. Ini berkaitan dengan adanya rehabilitasi hutan dan lahan berupa penanaman bibit pohon endemik di Suaka Margasatwa Cikepuh.

"Masih banyak kerbau di dalam hutan yang berkeliaran bahkan berkembang biak. Ya awalnya dikira banteng," kata Karwan, salah satu petani di Desa Gunungbatu, Kecamatan Ciracap kepada sukabumiupdate.com, Sabtu, 22 Mei 2021.

Menurut Karwan, melepasliarkan kerbau di kawasan tersebut sudah menjadi kebiasaan warga di Kecamatan Ciracap dan Ciemas. Mereka melepaskan kerbau peliharaannya hingga berkembang biak di hutan Suaka Margasatwa Cikepuh. "Paling setahun sekali pemilik mengecek," ujar Karwan.

Karwan menyebut sekira lima tahun yang lalu kerbau di hutan Suaka Margasatwa Cikepuh pernah dievakuasi. Bahkan pada awal 2020 saat ada rehabilitasi hutan dan lahan, juga disosialisasikan agar warga mengevakuasi kerbau milik mereka.

"Namun saat ini masih banyak berkeliaran, diperkirakan mencapai ratusan ekor," katanya. "Sayang saja bibit pohon yang ditanam akan terganggu, padahal itu menggunakan anggaran pemerintah."

Dihubungi terpisah, anggota polisi kehutanan di Suaka Margasatwa Cikepuh Iwan Setiawan mengakui soal masih banyaknya kerbau yang belum keluar dari kawasan tersebut. Ia berujar, saat dilakukan sosialisasi pada Februari 2020, ada sekira 700 kerbau milik 200 peternak. "Saat ini sudah 50 persen keluar," ucap Iwan.

Iwan juga mengaku tengah mencari solusi terbaik dengan Pemerintah Kabupaten Sukabumi untuk menyelesaikan persoalan ini. Bahkan ia pun berkoordinasi dengan para kepala desa karena salah satu alasan peternak melepasliarkan kerbaunya di hutan lindung Suaka Margasatwa Cikepuh adalah sulitnya mencari lahan yang lain.

"Sedangkan lahan perkebunan yang akan dijadikan lokasi, ditanam palawija dan semangka oleh petani," katanya. "Kami masih memberikan kebijakan waktu untuk para peternak, sambil menunggu langkah yang terbaik. Memang dampaknya terhadap tanaman ada," tutur Iwan menambahkan.photoBeberapa kerbau di hutan lindung Suaka Margasatwa Cikepuh - (Istimewa)

Dikutip dari laman Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, Suaka Margasatwa Cikepuh yang berdekatan dengan Cagar Alam Cibanteng merupakan kawasan hutan konservasi di pesisir selatan Sukabumi yang memiliki fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya yang juga berfungsi sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan. 

Yang dimaksud dengan penyangga kehidupan, kata laporan tersebut, adalah hutan sebagai penghasil oksigen, pengatur tata air, dan penyimpan plasma nutfah, serta menjaga kesuburan tanah. Hutan yang lestari dapat menjamin kelangsungan seluruh makhluk hidup secara berkelanjutan.

Secara faktual, kawasan ini menjadi tempat pengawetan satwa endemik Jawa Barat, di antaranya macan tutul Jawa dan penyu hijau. Kawasan ini juga tercatat sebagai habitat banteng dan merak hijau.

Selain sebagai habitat berbagai jenis kehidupan liar, kawasan hutan ini juga memiliki beberapa isu strategis nasional, antara lain sebagai calon habitat kedua badak Jawa, termasuk dalam zona Biodiversity dan Geodiversity Ciletuh-Palabuhanratu Unesco Global Geopark, sanctuary macan tutul Jawa, dan rencana lokasi reintroduksi banteng.

Sebagai kawasan yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, Suaka Margasatwa Cikepuh dan Cagar Alam Cibanteng yang memiliki lahan seluas 8.570,05 hektare pernah mengalami kerusakan secara masif pada periode 1999 hingga 2002 sebagai akibat euforia reformasi.

Namun kegiatan operasi khusus yang digelar pada 2002 berhasil mengamankan seluas 4.000 hektare kawasan dan mengeluarkan sekira 2.500 kepala keluarga secara sukarela dari dalam kawasan. Tetapi, upaya untuk merambah dan menguasai kawasan hutan kembali kerap dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.

Pada 2012, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat-Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan kembali menggelar operasi persuasif dan berhasil memindahkan (resettlement) secara sukarela sebanyak 13 kepala keluarga yang menggarap dan bermukim di Blok Ciawet-Suaka Margasatwa Cikepuh.

Tak berhenti di sana, pada tanggal 9 hingga 13 Mei 2018, tim gabungan juga menggelar operasi simpatik pemulihan ekosistem Suaka Margasatwa Cikepuh dan Cagar Alam Cibanteng sebagai satu kesatuan sistem penyangga Ciletuh-Palabuhanratu Unesco Global Geopark dan calon lokasi habitat kedua badak Jawa.

Operasi simpatik tersebut bermaksud untuk membersihkan kawasan Suaka Margasatwa Cikepuh dan Cagar Alam Cibanteng dari segala bentuk gangguan, terutama aktifitas perambahan dan pengunaan kawasan secara tidak sah.

Operasi yang dilakukan melalui pendekatan persuasif menjadi pilihan bersama, mengingat kondisi masyarakat perambah yang secara sadar mengakui bahwa kegiatan mereka dilakukan di dalam kawasan konservasi dan bersedia secara sukarela untuk meninggalkan garapan sekaligus membantu upaya pemilihan ekosistem kawasan hutan Cikepuh dan Cibanteng.

Operasi tersebut berhasil mengamankan kawasan hutan Suaka Margasatwa Cikepuh dan Cagar Alam Cibanteng Cibanteng seluas 60 hektare dari gangguan berupa perambahan dan penggunaan kawasan secara tidak sah. Selanjutnya pada area yang telah terbebas dari gangguan dilakukan rehabilitasi secara bertahap.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkini
Sukabumi18 Januari 2025, 18:29 WIB

Dinkes Apresiasi Operasi Katarak Gratis Polres Sukabumi, Sasar 200 Pasien

Ratusan pasien mengidap katarak melaksanakan oprasi di Mako polres Sukabumi yang berada di raya Jajaway, Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, pada Sabtu (18/1/2025).
Puluhan pasien sedang antri untuk melaksanakan oprasi katarak di Mako Polres Sukabumi, Minggu (18/1/2024)  |  Foto : Ilyas Supendi
Life18 Januari 2025, 18:00 WIB

Amalkan Doa Ini Insya Allah Rezeki datang dari Segala Penjuru!

Membaca doa rezeki adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memohon rezeki yang halal dan berkah.
Ilustrasi berdoa - Membaca doa rezeki adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memohon rezeki yang halal dan berkah.(Sumber : Foto: Pixabay.com)
Sukabumi18 Januari 2025, 17:55 WIB

Sidak Peternakan Sapi Tak Berizin Di Cicurug, Ini Arahan DPMPTSP Sukabumi

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Sukabumi melakukan inspeksi ke eks gedung garmen yang kini digunakan sebagai ternak sapi di Kampung Nangklak, RT 06/06, Desa Tenjoayu, Kecamatan Cicurug
DPMPTSP Kabupaten Sukabumi inspeksi ke eks gedung garmen yang kini digunakan sebagai kandang sapi di Desa Tenjoayu, Kecamatan Cicurug, Sabtu (18/1/2025) | Foto : Istimewa
Sukabumi18 Januari 2025, 17:34 WIB

Terdampak Gempa Magnitudo 4,3, Tembok Rumah Warga Ambruk Di Loji Sukabumi

Satu unit rumah warga di Kampung Babakan, RT 014/RW 010, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, mengalami kerusakan akibat gempa bumi yang terjadi pada Sabtu (18/1/2025).
Tembok rumah warga ambruk di Loji Sukabumi, akibat diguncang gempa magnitudo 4,3  | Foto : Ilyas
Sukabumi18 Januari 2025, 17:07 WIB

Longsor Gerus Rumpun Bambu, Satu Rumah Warga Di Benda Sukabumi Terdampak

Longsor terjadi di Kampung Bangkongreang RT 1/4, Desa Benda, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, pada Sabtu (18/1/2025) sekitar pukul 05.00 WIB
Longsor timpa teras rumah warga di Benda Cicurug Sukabumi | Foto : P2BK Cicurug
Musik18 Januari 2025, 17:00 WIB

Lirik Lagu ‘Mengapa Harus Shin Tae Yong’ - Icha Yolanda dan Om Nirwana

Lagu ‘Mengapa Harus Shin Tae Yong’ yang dipopulerkan Icha Yolanda dan Om Nirwana kini sedang viral.
Lagu ‘Mengapa Harus Shin Tae Yong’ yang dipopulerkan Icha Yolanda dan Om Nirwana kini sedang viral. (Sumber : Screenshot YouTube/ iYon Nirwana).
Bola18 Januari 2025, 16:00 WIB

Prediksi Madura United vs Barito Putera: Duel Dua Tim Papan Bawah!

Madura United akan menjamu Barito Putera dalam lanjutan Liga 1 2024/2025 pekan ke-19 malam ini.
Madura United akan menjamu Barito Putera dalam lanjutan Liga 1 2024/2025 pekan ke-19 malam ini. (Sumber : Instagram).
Sukabumi18 Januari 2025, 15:45 WIB

Buruh dan Pelajar Collab Edarkan Hexymer-Tramadol di Sukabumi, Ditangkap saat Transaksi

Barang bukti yang disita adalah empat paket hexymer dan lima setrip tramadol.
Kedua terduga pelaku kasus obat keras terbatas yang ditangkap di Kecamatan Sagaranten, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (18/1/2025). | Foto: Polsek Sagaranten
Sukabumi18 Januari 2025, 15:23 WIB

Lindas Material Longsor, Truk Terguling di Jalan Nasional di Simpenan Sukabumi

Longsor ini sempat menutup Jalan Nasional Bagbagan-Kiara Dua.
Truk terguling di Jalan Nasional Bagbagan-Kiara Dua, tepatnya di Kampung Cisarakan, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (18/1/2025). | Foto: Istimewa
Inspirasi18 Januari 2025, 15:00 WIB

Lowongan Kerja Sukabumi Sebagai Cook Sushi, Cek Kualifikasinya Disini!

Apabila kamu tertarik dengan lowongan kerja ini, segera daftarkan diri sekarang juga!
Ilustrasi - Lowongan Kerja Sukabumi Sebagai Cook Sushi, Cek Kualifikasinya Disini! (Sumber : Freepik.com/@ASphotofamily)