SUKABUMIUPDATE.com - Kondisi Dariansah (32 tahun), korban selamat dalam insiden pembunuhan guru honorer ketika menagih utang saat malam takbiran, Rabu 12 Mei 2021 di Kampung Cikiwul RT 04/02 Desa Bojongsari, Kecamatan Jampang Kulon, Kabupaten Sukabumi mulai membaik. Ia pun menceritakan kronologi aksi sadis yang menyebabkan rekannya, Edi (38 tahun) meninggal dunia.
Berdasarkan rekaman video yang diperoleh sukabumiupdate.com, Dariansah mengatakan insiden ini bermula ketika ia, Edi, dan sopir bernama Hihi berangkat dari rumah mereka di Kampung Cijati RT 02/03 Desa Sumberjaya, Kecamatan Tegalbuleud ke rumah pelaku berinisial TRP (24 tahun) di Kampung Cikiwul RT 04/02 Desa Bojongsari, Kecamatan Jampang Kulon untuk menagih utang karena pelaku telah berjanji dan menyatakan uang untuk membayar utang tersebut sudah ada.
"Saya, Edi, dan sopir (Hihi) sudah datang bada Magrib, namun pelaku mulai mempermainkan," kata Dariansah. Diketahui bahwa yang sebenarnya memiliki utang kepada Edi adalah ayah pelaku yang telah meninggal dunia. Dariansah dan Edi sendiri merupakan guru honorer di Sekolah Dasar Negeri Datarnangka, Kecamatan Tegalbuleud.
Baca Juga :
Saat itu Dariansah dan Hihi meninggalkan Edi seorang diri di rumah pelaku karena harus pergi ke gerai anjungan tunai mandiri atau ATM untuk mengcek pembayaran utang tersebut. Setelah dicek, ternyata uang untuk membayar utang itu belum masuk, sehingga Dariansah dan Hihi kembali ke rumah pelaku.
"Saat itu belum terjadi apa-apa. Setelah sampai di rumahnya, dia (pelaku) juga memperlihatkan amplop kuning dari bank, bahwa uang sudah ada, namun saya tidak melihat adanya uang," ujar Dariansah.
"Barulah membuat kuitansi (membayar utang). Pelaku lalu menyuruh saya untuk menjelaskan permasalahan ini ke ibunya yang rumahnya di depan rumah pelaku. Perkiraan ada 10 menit di rumah ibunya, saya datang lagi ke rumah pelaku. Saat mau membuka pintu, pelaku sudah duluan membuka pintu dan langsung menusuk perut saya sebanyak dua kali," tambahnya.
Tak berhenti di sana, Dariansah menyebut pelaku berupaya menggusur dirinya ke dalam rumah dengan maksud akan melakukan aksi yang lebih nekat karena pelaku juga mengunci pintu rumahnya itu. "Saat itu saya melakukan perlawanan dan melepaskan baju karena ditarik," katanya.
Dariansah juga mengaku melihat Edi sudah tergeletak dengan darah yang berceran. Saat dirinya mencoba lari, sambung Dariansah, tiba-tiba pelaku menghantamnya dari belakang dengan senjata tajam. "Lalu saya berbalik dan memegang senjata tajam tersebut. Sambil menahan perut yang luka dan merasa usus terburai, saya tetap memegang samurai, sambil berteriak ke sopir yang berada di jalan," katanya.
Dariansah berujar pelaku sempat menggigit lehernya. Namun ia terus berupaya tidak melepaskan samurai tersebut hingga akhirnya dibengkokan. "Baru setelah terlepas, datang warga bawa senter. Katanya ibu pelaku minta tolong pada warga yang sedang takbiran," jelasnya.
"Sebelum pelaku pergi, dia sempat berdiri sejenak dan melangkahi tubuh saya. Saya kemudian dibawa ke RSUD Jampang Kulon oleh sopir (Hihi) karena mungkin warga tidak berani sebelum ada aparat. Padahal saya sudah minta tolong untuk dibawa ke rumah sakit," katanya menambahkan kesaksiannya itu.
Baca Juga :
Pelaku sudah berhasil ditangkap tim gabungan Kepolisian Resor Sukabumi dan Kepolisian Sektor Jampang Kulon. Foto-foto tertangkapnya TRP beredar cepat di media sosial, terutama grup WhatsApp warga Pajampangan Sukabumi. Dalam foto yang beredar, pria berbadan tegap dengan rambut pendek ini mengenakan kaos hitam dan celana pendek berwarna hitam. Menurut saksi, pelaku ditangkap saat berada di warung wisata yang ada di kawasan Puncak Buluh.
"Iya benar sudah tertangkap pelaku pembunuhan dan penganiayaan warga Tegalbuleud di Jampang Kulon pas malam takbiran kemarin," jelas Kepala Unit Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Jampang Kulon Brigadir Polisi Kepala Riki Rosandi kepada, Jumat, melalui pesan singkat.