SUKABUMIUPDATE.com - Komisi Nasional atau Komnas Perlindungan Anak menyoroti hilangnya Ahmed Maulana, bocah 11 tahun asal Jalan Sikib Kelurahan Nanggeleng, Kecamatan Citamiang, Kota Sukabumi. Ahmed dilaporkan hilang sejak Minggu, 11 April 2021.
Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait dalam keterangan tertulisnya kepada sukabumiupdate.com, Jumat, 7 Mei 2021 meminta pelaku yang menyembunyikan dan mengeksploitasi Ahmed Maulana agar segera memulangkannya.
Bahkan Komnas Perlindungan Anak sebagai lembaga independen di bidang perlindungan anak yang diberikan tugas dan fungsi untuk melakukan pembelaan dan perlindungan anak di Indonesia, akan membentuk tim investigasi cepat untuk membantu menemukan keberadaan Ahmed Maulana.
"Bagi masyarakat yang mempunyai informasi dan menemukan Ahmed Maulana mohon segera menghubungi Komnas Perlindungan Anak atau Kepolisian Resor Sukabumi Kota," kata Arist.
Permintaan Arist tersebut bukan tanpa alasan. Sebab, pihak keluarga sebelumnya menyebut Ahmed dibawa pria yang mengaku bernama Bima, yang kekinian diketahui seorang pemulung sekaligus teman bermain game online Ahmed.
Arist mengaku akan turut membantu pencarian Ahmed. Komnas Perlindungan Anak, kata Arist, juga meminta dan menyeru seluruh mitra kerja dan lembaga perlindungan anak se-Nusantara agar membantu menemukan Ahmed Maulana.
"Untuk diketahui, ada beberapa tujuan dari penculikan anak, di antaranya adalah untuk tujuan adopsi, eksploitasi ekonomi (dipekerjakan menjadi pengamen, pengemis, dan pemulung), seksual komersial, perbudakan seks, balas dendam, dan minta tebusan," beber Arist. "Oleh sebab itu, untuk kasus hilangnya Ahmed Maulana perlu ditelusuri kemungkinan-kemungkinan dari tujuan penculikan itu."
Baca Juga :
Anak pasangan Muhammad Zaini dan Ati Sudiarti ini terakhir meninggalkan rumah pada Minggu, 11 April 2021. Dari keterangan Arist, saat meninggalkan rumah Ahmed mengenakan baju warna biru berkerah dengan celana pendek warna merah. Kemudian ciri-ciri badan tinggi 130 sentimeter, rambut pendek, dan terdapat tanda khusus bekas luka di hidung sejajar dengan mata.
Berdasarkan informasi kronologi yang diperoleh Komnas Perlindungan Anak, sambung Arist, Ahmed diduga menjadi korban penculikan untuk dieksploitasi secara ekonomi dan sosial.
"Pelaku diduga memanfaatkan Ahmed untuk dipekerjakan sebagai pemulung dengan bujuk rayu dan iming-iming bersama pelaku korban akan menjadi programer dan tinggal di rumah-rumah bedeng," katanya.