SUKABUMIUPDATE.com - Ketua PGRI Kabupaten Sukabumi Tubagus Wahid Ansor mengatakan bahwa seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) tahap pertama untuk guru honorer di Kabupaten Sukabumi sudah selesai.
Menurut Tubagus, selanjutnya akan dibuka seleksi P3K tahap kedua.
"Yang asalnya honorer Kategori- 2 (K2) menjadi P3K itu sudah selesai. Dan Alhamdulillah hari ini mereka sudah ditempatkan ada yang di SD ada juga yang di SMP. Kemarin [jumlahnya] 500 orang kalau tidak salah," kata Tubagus di sela-sela Konferensi Cabang PGRI Kecamatan Ciracap dan pelantikan pengurus baru PGRI Cabang Ciracap di SDN 3 Gunungbatu, Kamis (8/4/2021).
Saat ini PGRI sedang menunggu seleksi P3K tahap kedua yang sifatnya nasional. Namun waktunya belum ada kepastian, apakah bulan April, atau Mei.
Menurut dia, untuk tahap kedua ini semua boleh ikut. Artinya guru yang satu tahun honorer asal sudah punya surat sertifikasi boleh ikut, sehingga tidak hanya guru yang sudah 5 tahun honorer.
Bahkan bagi guru honorer yang ikut seleksi P3K tahap pertama namun tidak lulus, masih bisa mengikuti lagi di tahap selanjutnya. "Sisanya masih ada 108 orang, nah itu boleh ikut lagi sekarang. Jadi yang sudah ikut K2 yang tidak lulus boleh ikut lagi di P3K yang akan datang," jelasnya.
Menurut Tubagus, Bupati Sukabumi memberikan kuota sebanyak 2.500 orang untuk P3K cukup banyak dibandingkan dengan daerah lainnya. "Mudah-mudah kuota itu terpenuhi," kata Tubagus.
Sementara itu, Unang Junaedi mengatakan sangat berterima kasih kepada anggota PGRI Kecamatan Ciracap, yang telah memberikan kepercayaan kepada dirinya untuk menjabat sebagai ketua Cabang PGRI Kecamatan Ciracap.
Adapun fokus pekerjaannya untuk saat ini yaitu mendorong kepada seluruh anggota agar mendukung dan melaksanakan program vaksinasi Covid-19. Sebab dari 300 anggota PGRI Kecamatan Ciracap, baru 90 persen yang sudah disuntik vaksin dosis kedua.
"Untuk sisanya baru sekali, makanya menginstruksikan untuk segera melakukan vaksin," jelasnya.
Menurut Unang, seluruh anggota PGRI Kecamatan Ciracap harus mengikuti program vaksinasi karena sudah ada rencana pembelajaran secara tatap muka pada kurikulum baru. Tak hanya vaksin untuk para guru, tentunya protokol kesehatan yang ketat juga harus sudah dipersiapkan.
"Pada kurikulum baru, rencananya akan dicoba pembelajaran secara tatap muka, kendati dengan waktu yang terbatas dan tetap dengan Prokes," pungkasnya.