SUKABUMIUPDATE.com - Kementerian Sosial melalui Balai Disabilitas Phala Martha di Sukabumi tengah mengkaji tempat tinggal dan jalan menuju rumah Mukhlis Abdul Kholik yang akrab disapa Adul. Kemensos akan memutuskan apakah akan merenovasi atau mencari rumah baru yang aksesibel atau memudahkan Adul sebagai penyandang disabilitas saat menggunakan alat bantu adaptif.
Dilansir dari website resmi Kementerian Sosial, tim respon kasus dari Balai Disabilitas Phala Martha di Sukabumi yaitu Abdul Karim Syauki S dan Cep Yoga Firmansyah mendatangi rumah Adul di Kampung Cikiwul Tonggoh RT 05/01, Desa Sekarwangi, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Kamis (18/3/2021) lalu.
Baca Juga :
Menurut keterangan tim respon kasus Balai Disabilitas Phala Martha di Sukabumi, akses menuju rumah Adul melalui jalan setapak kecil yang sudah di cor beton, namun sangat kecil dan sempit. Hanya bisa diakses oleh satu kendaraan bermotor.
Dari kunjungan tersebut menurut tim respon kasus Balai Disabilitas Phala Martha, secara umum kondisi psikologis, sosial dan spiritual Adul baik dan stabil. Adul masih tetap bersekolah seperti biasa.
Adul merupakan seorang siswa kelas V SDN 10 Cibadak, Kabupaten Sukabumi. Dia tetap semangat menuntut ilmu meskipun dengan keterbatasan fisik yang dialaminya. Kedua orang tua Adul, Ibu Pipin aktivitas sehari-harinya berjualan di rumah sedangkan Dadan Hamdani, Ayah dari Adul merupakan pekerja bangunan.
Dadan menceritakan bahwa keluarganya selama ini telah mendapat bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) dari Kementerian Sosial sejak tahun 2007 hingga sekarang. Selain itu, Adul juga mendapatkan bantuan dari sekolah melalui program Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu Indonesia Sehat (KIS).
Hanya saja, dirinya mengkhawatirkan kelanjutan pendidikan Adul ke jenjang SMP. Adul masih ingin melanjutkan sekolah, namun tidak memiliki alat bantu untuk beraktivitas menuju sekolah SMP kelak.
Alat bantu seperti kursi roda saat ini belum bisa diadaptasi di kondisi geografis dan struktur rumah Adul yang berada di ketinggian. Kemudian ada beberapa anak tangga yang terbuat dari tanah untuk menuju rumahnya.
Tidak hanya itu, kondisi dalam rumah Adul cukup sempit sehingga akses kursi roda juga kurang memberikan ruang gerak pada Adul. Kalaupun diberikan bantuan motor roda tiga untuknya, sangat tidak memungkinkan karena belum cukup umur.
Alternatif lain agar menghindari sekolah dengan jarak yang jauh adalah sekolah di pesantren. Namun orang tua Adul terkendala biaya. "Iya, pengennya mondok di pesantren, tapi kami takut mahal," ujar Dadan.
Oleh karena itu, Kementerian Sosial melalui Balai Disabilitas Phala Martha di Sukabumi akan mengambil langkah merenovasi rumah dan jalan menuju rumah agar aksesibel untuk Adul saat menggunakan alat bantu adaptif dan berkoordinasi dengan tim Balai Besar Disabilitas Prof. Dr. Soeharso Surakarta untuk melakukan terapi dan penyediaan alat bantu yang adaptif.
Selain sebagai penyandang disabilitas fisik, Adul juga memiliki sakit Hernia yang belum sempat tertangani. Maka dari itu, Kemensos juga akan memberikan bantuan tindakan medis operasi Hernia yang dialami oleh Adul.
Kemensos juga akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mencari solusi bagi keberlanjutan pendidikan Adul.
catatan redaksi: Terjadi perubahan naskah dan judul berita pada pukul 14.21 WIB.