SUKABUMIUPDATE.com - Pandemi Covid-19 merubah cara belajar siswa sebab saat ini anak-anak belajar secara online. Tapi disisi lain tak seluruhnya aplikasi atau program yang diakses di internet itu berbasis pendidikan. Hal itulah yang melatar belakangi Kades di Sukabumi meminta kepada presiden agar belajar tatap muka diselenggarakan untuk anak sekolah.
"Bapak Presiden yang terhormat, bapak Menteri Pendidikan, dan seluruh pihak yang terkait. Mohon maaf, saya selaku pemerintahan paling kecil dan paling bawah. Selaku Kepala Desa Ciwaru, merasa bingung, pening melihat keadaan sekarang. Saya heran kenapa pabrik masih dibuka, mall juga dibuka terus PPKM kelihatannya hanya sebatas kegiatan menakuti-nakuti masyarakat," kata Kepala Desa Ciwaru Taopik Guntur Rochmi dalam video yang dikirim ke sukabumiupdate.com.
Baca Juga :
Dalam dibuat yang dibuat Senin (15/3/2021) sekitar pukul 16.56 WIB itu, kades ini menyatakan heran dengan mall dan pabrik yang boleh buka. Sedangkan belajar tatap muka belum juga ada kepastian.
"Saya bingung pak, kenapa kebijakan pemerintah itu seolah-olah tidak adil. Terutama berkaitan dengan masalah pendidikan, sementara mall dibuka, pabrik masih dibuka, tapi anak sekolah tidak boleh belajar tatap muka. Apakah ini satu kebijakan yang sudah dikaji matang atau seperti apa," katanya.
"Dengan tidak diberlakukannya belajar tatap muka itu saya pikir dan saya rasakan serta saya melihat keadaan warga saya sendiri khususnya, mungkin sama masyarakat lain di seluruh Indonesia. Berpikir sama saja Indonesia ini kembali kepada masa penjajahan, seolah-olah masyarakatnya mau dibuat bodoh," ungkapnya.
"Kita boleh was-was, kita berhati- hati, tapi tentunya dengan kajian matang, tidak harus membuat satu kebijakan yang malah akan menghancurkan masa depan bangsa. Masa depan generasi penerus bangsa," jelasnya.
Taopik memohon kepada seluruh pemangku kebijakan, ini menjadi satu kajian secepatnya yang bisa menghasilkan keputusan yang arif dan bijaksana. "Kalau kita perhatikan, bapak-bapak. Saat ini adik-adik pelajar, anak kita dengan belajar dirumah, bukan membuat mereka pintar, tapi mereka bodoh," jelasnya.
Selama pandemi ini, anak-anak belajar menggunakan internet. Orang tua di rumah sudah berusaha mengawasi anaknya ketika belajar menggunakan internet, namun terkadang anak-anak lepas dari pengawasan. Sedangkan banyak hal yang negatif yang ditampilkan dari program-program yang dapat diakses melalui internet.
"Karena tidak selamanya di dunia maya dan internet itu aplikasinya berbasis pendidikan tapi ada juga berbasis umum yang sifatnya jadi tonton orang dewasa," jelasnya.
Maka dari itu dia meminta kepada presiden bisa memberikan keputusan untuk pelaksanaan pembelajaran tatap muka. "Secepatnya saya minta bukan hanya saya tapi seluruh masyarakat di Indonesia meminta ke bapak presiden secepatnya pembelajaran tatap muka dengan aturan-aturan yang mungkin bisa diseimbangkan bisa dilaksanakan," tukasnya.