SUKABUMIUPDATE.com - PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) angkat bicara soal guru SMPN 1 Cicantayan bernama Eko Purtjahjanto yang dimarahi oknum aparat desa gegara memposting jalan rusak di Cijalingan, Kabupaten Sukabumi.
Wakil Ketua PGRI Provinsi Jawa Barat, Endang Djakatela menyayangkan kejadian tersebut dan berharap aparat desa Cijalingan belajar dari pengalaman ini untuk kembali menjadi pengayom masyarakat yang sabar.
Endang mengatakan, tindak persekusi tidak sepantasnya dilakukan oknum aparat desa terhadap Eko. Seharusnya aparat desa tersebut bersikap mengayomi bukan memarahi guru Eko hanya karena postingan soal jalan rusak di media sosial.
"Ya saya pikir kalau terlepas salah dan benar, tapi kan tidak selayaknya guru memperoleh sikap seperti itu. Kan guru dan aparat desa sama-sama orang yang mengabdi kepada negara," ujarnya via telepon, Jumat (12/3/2021).
"Kalaupun ada sesuatu yang memang tidak dipahami oleh aparat desa kenapa harus begitu, ini sangat disesalkan oleh kami di PGRI, kenapa harus seperti itu," sambungnya.
Respon mengecam tindakan persekusi terhadap Eko juga diperlihatkan oleh rekan sejawatanya sesama guru saat hadir dalam forum islah yang digagas Forkompimcam Cicantayan, Jumat (12/3/2021) di Hotel Agusta Cikukulu.
Dalam forum tersebut, seorang guru perempuan bahkan dengan lantang menyatakan sikap oknum aparat desa kepada Eko sudah menyakiti perasaan semua guru, tidak hanya di Sukabumi tapi juga di Indonesia bahkan dunia. N. Emalia, guru di SMPN 1 Cicantayan dengan berani menginterupsi pertemuan tersebut.
"Saya merasa ikut dimarahi, seluruh guru di Cicantayan juga merasa ikut dimarahi oleh oknum aparat desa tersebut. Saya juga akan melakukan hal yang sama dengan pak Eko, memposting jalan rusak di Cijalingan. Jalan itu jelek sekali," beber Emalia dalam forum tersebut.
"Saya juga akan memposting, siapapun boleh memposting ini. Ini koreksi untuk pak kades," pungkasnya.
Para guru yang hadir dalam pertemuan tersebut menerima islah antara aparat Desa Cijalingan dengan pak guru Eko. Mereka berharap ini menjadi pembelajaran bagi siapapun, bahwa kritik dan menghina apalagi mempersekusi itu perbuatan berbeda.
Seperti diberitakan sebelumnya, usai forum tersebut Kepala Desa Cijalingan Didin Jamaludin menyatakan, Islah perlu dilakukan untuk menyelesaikan suatu masalah. "Kita mempunyai adab timur yang dimana permasalahan itu harus diselesaikan dengan musyawarah. Yang jelas kami dari pemerintahan sudah menginginkan ada suatu kebaikan," jelas Didin.
Didin mengakui kejadian dalam video itu memang ada sisi yang tak profesional dari aparat Desa Cijalingan. Disisi lain peristiwa itu terjadi karena ada pemicunya.
"Boleh saja silahkan bebas postingan tapi lebih baik Tabayun berkomunikasi secara langsung. Karena kan kritik dan saran di media sosial itu akan memunculkan berbagai aspek. Mudah-mudahan hari ini menjadi acuan buat kita bersama bahwa ada hal yang lebih penting daripada media sosial yaitu silaturahmi ataupun Tabayun seperti yang diajar Nabi Kita Muhammad SAW," tukasnya.
Sementara itu, Guru yang memposting jalan rusak, Eko Eko Purtjahjanto menyatakan sudah menganggap kejadian ini diselesaikan dengan islah. Dia pun sudah meminta kepada rekan-rekan Guru yang lain untuk menghargai Islah ini.
"Bagi saya sudah beres, nanti saya akan berusaha membicarakan dengan [rekan-rekannya] biar masalah ini jangan diperpanjang lagi. Sebab yang dipermasalahkan cuma postingan saja bukan yang lain-lain," jelasnya.
Pria berusia 49 tahun itu mengungkapkan sudah biasa memposting berbagai hal di media sosial dan dalam setiap postingan di Facebook itu tak berniat memojokan pihak manapun. Dia pun tak menyangka bahwa jalan rusak yang diposting di akun Facebooknya pada Selasa (9/3/2021) itu berujung kemarahan oknum aparat Desa Cijalingan.
Baca Juga :
"Itu foto jalan diupload di Facebook. Pokoknya intinya postingan saya dianggap merugikan, bagi perangkat [desa] mungkin," jelasnya.
Menurut dia, pada Rabu (10/3/2021) oknum perangkat Desa datang meminta klarifikasi dengan mendatangi SMPN 1 Cicantayan. Di sekolah itu pun Islah sudah dilakukan di hari itu.
Dia hanya mengingatkan kepada pemerintah apabila ada masyarakat menyampaikan kritik melalui berbagai media maka tanggapi dengan santun. "Untuk para pejabat atau siapa pun yang mempunyai wewenang di daerahnya kalau ada kritik dan saran mohon tanggapilah dengan bijak," tukasnya.