SUKABUMIUPDATE.com - 25 orang nelayan Ujung Genteng, Kabupaten Sukabumi, meninggal dunia akibat kecelakaan laut saat mencari ikan dari tahun 2020 sampai bulan Maret 2021.
Jumlah tersebut merupakan data Rukun Nelayan Ujung Genteng, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
"Tercatat nelayan Ujung Genteng meninggal saat mencari ikan sebanyak 25 orang. Terdiri dari 4 orang meninggal di atas perahu dengan indikasi sakit dan 21 mengalami kecelakaan laut," kata Ketua Rukun Nelayan Ujung Genteng, Asep Jeka kepada sukabumiupdate.com, Senin (1/3/2021).
Baca Juga :
Dari kecelakaan laut itu ada juga nelayan yang selamat sebanyak 8 orang, namun kondisi perahu hancur. Lokasi kecelakaan laut itu berada di perairan Ujung Genteng, perairan Ciroyom, perairan Tegelbuleud hingga perairan Agrabinta Kabupaten Cianjur.
"Selama ini, keluarga korban hanya menerima uang duka cita saja dari pemilik perahu dan dari Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) juga bantuan dari HNSI dan dari paguyuban hanya membantu alakadarnya. Belum ada satupun yang diklaim asuransi, padahal sebagian nelayan yang meninggal memiliki BPJS Ketenagakerjaan," ungkapnya.
"Kami tidak mengharapkan kecelakaan nelayan terus berulang kali terjadi, apalagi sampai merenggut nyawa. Namun untuk meminimalisir kecelakaan dan korban. Perlu adanya peran aktif pihak pemerintah, baik dalam pengadaan perahu khusus untuk penyelamatan dan evakuasi atau sosialisasi, himbauan, dan penyediaan perlengkapan keselamatan bagi nelayan," jelasnya.
Menurut dia, selama ini untuk evakuasi dan penyelamatan korban kecelakaan laut hanya mengandalkan perahu nelayan, itu pun kalau perahu tidak turun melaut. "Memang ini sebuah resiko dari pekerjaan melaut, namun kami juga bagian dari penyumbang gizi, penyedia ikan, yang perlu diperhatikan," terangnya.
Ingat Pesan Ibu: Wajib 5M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun, menghindari kerumunan dan membatasi mobilitas serta aktivitas di luar rumah). Redaksi sukabumiupdate.com mengajak seluruh pembaca untuk menerapkan protokol kesehatan COVID-19 di setiap kegiatan.