Oleh: Een Suhendar, S.Pd.I., M.Pd
(Alumnus Magister PAI STAI Sukabumi/Kepala MIS HIdayatul Athfal, Kota Sukabumi)
“Belajar dari kesalahanmu, membuatmu dewasa dan belajar dari kesalahan orang lain membuatmu lebih bijaksana “, salah satu ungkapan kata-kata mutiara yang sangat bijak tentang sebuah kesalahan, baik kesalahan yang diperbuat oleh diri sendiri, maupun kesalahan yang diperbuat orang lain.
Manusia tidak selamanya benar dan tidak selamanya salah. Kadangkala kebaikan yang telah dilakukan seseorang seribu kali pun belum tentu mendapat penghargaan dari orang lain. Akan tetapi, satu kesalahan saja, cukup bagi orang lain untuk mentertawakan dan menghukumnya. Itulah hukum yang terjadi di dunia ini, serasa tidak adil dan sungguh menyakitkan. Satu kesalahan saja yang diperbuat, bisa memusnahkan seribu kebaikan, karena kesalahan lebih berkesan dibanding kebaikan yang pernah dilakukan. Namun tidak perlu larut dalam kesedihan jika kebaikan yang dilakukan dilupakan oleh orang lain.
Disadari atau tidak, bahwa terkadang di antara manusia ada yang mempunyai kegemaran membicarakan keburukan-keburukan orang lain, dalam bahasa lain dikenal dengan menggunjing, bahkan ada orang yang sengaja mencari-cari kesalahan orang lain untuk kepentingan tertentu. Biasanya kesalahan yang diperbuat orang lain sering dibesar-besarkan. Diawali dengan keasyikan berkumpul dan berinteraksi dengan teman sejawat tanpa batasan pembicaraan sehingga tanpa sadar kita sudah menggunjing seseorang dan lupa akan kesalahan-kesalahan diri sendiri.
Saat ini kesalahan orang lain sering dijadikan konsumsi publik. Hal ini sengaja dibuat oleh orang yang punya modal informasi sebagai pembuka percakapan untuk menggunjing hingga mereka akan terus berusaha mencari aib dan kesalahan orang lain. Bahkan hal ini dijadikan peluang bisnis untuk meraup keuntungan materi, terutama bila ada kasus-kasus yang terjadi pada public figure, contohnya para pejabat dan artis.
Islam adalah agama yang menjunjung tinggi perdamaian, bahkan Islam adalah agama damai, sebagaimana yang dijelaskan dalam QS Al Anfal: 61
“Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha mengetahui.” (QS. Al-Anfal (8): 61)
Ayat di atas sangat jelas menyatakan bahwa Islam adalah agama yang condong dan mengutamakan perdamaian. Oleh sebab itu, sebagai umat Islam yang bertaqwa sudah sepantasnya hidup dalam kedamaian dengan tidak mencetus diri untuk mencari konflik, memecah belah hubungan harmonis sesama manusia.
Islam juga mengajarkan kepada pemeluknya hidup dalam toleransi, dengan menghargai hak-hak pribadi orang lain, melarang umatnya mencampuri hal-hal yang bukan urusannya, terlebih perbuatan yang mengarah kepada membuka aib dan mencari-cari kesalahan orang lain atau tajassus. Allah Ta’ala mengingatkan kita dalam dalam Al-Qur’an secara jelas.
“Hai orang- orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain.” (QS. Al-Hujurat (49) : 12)
Karena itu, setiap orang yang beriman wajib berhati-hati dalam menyikapi setiap kabar atau pemberitaan, tidak akan berkata sembarangan, kecuali mengatakan tentang kebenaran, bersikap lemah lembut dan selalu berprasangka baik kepada siapapun. Ada beberapa tips agar bisa terhindar dari perbuatan menggunjing
1. Sadarilah bahwa menggunjing adalah sifat tercela yang harus ditinggalkan
2. Berkumpullah dengan orang-orang sholeh. Carilah teman yang tidak suka menggunjing.
3. Ingatkanlah teman yang akan menggunjing orang lain, bahwa menggunjing dilarang Allah.
4. Bersikaplah santun, sabar dan memaafkan atas kesalahan orang lain dan mau memberitahukan kesalahannya dengan cara yang bijaksana.
5. Bantulah orang yang berbuat salah mengetahui jalan keluar untuk memperbaiki kesalahannya.
6. Jagalah lisan dengan menutup informasi buruk orang yang telah melakukan kesalahan dengan tidak menyebarluaskannya.
7. Perhatikan kesalahan diri sendiri daripada memerhatikan kesalahan orang lain.
8. Ingat-ingatlah kebaikan orang yang telah berbuat kesalahan
9. Berkaryalah yang bermanfaat agar tidak sibuk memperhatikan orang lain
10. Perbanyaklah istighfar dan berpikiran positif.
Semoga kita senantiasa diberikan pertolongan oleh Allah SWT sehingga mampu berakhlak mulia dan menjauhi akhlak tercela, khususnya menggunjing agar tidak merugikan diri sendiri dan merugikan orang lain. Hindarilah pergunjingan agar hidup kita lebih tenang, terhindar dari murka Allah, aktivitas lebih produktif, memiliki nilai di masyarakat, dan diberikan keselamatan dan kebahagiaan dunia akhirat. Aamiin
Wallahu a’lam bishawaab