SUKABUMIUPDATE.com - Pemkab (Pemerintah Kabupaten) Sukabumi hari ini, Sabtu (26/2/2021) memulangkan tiga perempuan yang diduga menjadi korban human trafficking (perdagangan orang) ke kampung halamannya di NTB (Nusa Tenggara Barat).
Ketiga perempuan ini diamankan tim gabungan Forkompimcam (Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan) Kebonpedes pada Jumat tanggal 18 Februari 2021 lalu di sebuah kontrakan yang diduga jadi tempat penampungan pekerja migran ilegal.
Pemulangan ini dikabarkan oleh Camat Kebonpedes, Ali Iskandar. "Alhamdulillah sudah diantar sampai bandara untuk kembali ke NTB bersama Keluarga," jelas Ali melalui sambungan telepon.
Ia menjelaskan ketiga perempuan itu berangkat dari Sukabumi pagi tadi menuju bandara Soekarno Hatta. "Tengah menunggu penerbangan ke NTB, ketiga perempuan itu berasal dari Lombok timur dan tengah)," sambung Ali.
Selama sepekan terakhir pasca diamankan tim gabungan dari sebuah kontrakan di Kampung Ciseke RT 01/01 Desa Cikaret, Kecamatan Kebonpedes, ketiga perempuan ini menjalani trauma healing oleh tim ahli P2TP2A Kabupaten Sukabumi. "Mereka trauma karena awalnya tidak menerima diamankan, padahal kita melakukan upaya penyelamatan karena ketiga perempuan ini adalah korban dari sindikat yang menjanjikan bekerja di Arab Saudi," ungkap Ali.
Padahal saat ini Kerajaan Arab Saudi masih moratorium penerimaan pekerja migran. Lagi pula lanjut Ali, saat ini Arab Saudi memberlakukan pelarangan bagi warga negara asing, khususnya Indonesia masuk ke wilayahnya.
"Artinya jika berangkat ke Saudi, mereka dipastikan masuk secara ilegal dan itu berbahaya bagi mereka sendiri. Alhamdulilah setelah menjalani trauma healing oleh tim ahli P2TP2A, Dinas Pemberdayaan Perempuan Anak dan lembaga lainnya yang membantu, mereka sadar dan mau untuk pulang ke kampung halaman," beber Ali Iskandar.
Selama proses itu pulang, ketiga perempuan ini menceritakan bagaimana mereka akhirnya terbujuk untuk menjadi pekerja migran oleh sindikat human trafficking yang saat ini diburu pihak kepolisian Sukabumi. Menurut Ali, salah satu yang memberatkan korban dalam kasus ini korban sudah menerima uang dari sponsor pekerja migran yang menjanjikan pekerjaan.
Baca Juga :
Sindikat yang merekrut perempuan-perempuan ini menurut Ali memiliki jaringan internasional, mulai dari sponsor utama di Arab Saudi, di NTB hingga di Sukabumi khususnya Kebon Pedes. "Dari korban diketahui ada warga Kebon Pedes yang memfasilitasi penampungan mereka di Kebon Pedes. Sayangnya saat penggerebekan tempo hari semua sudah lebih dulu melarikan diri, hanya tiga korban itu saja yang kita temukan," lanjutnya.
Ali kemudian berharap bagi warga yang ingin menjadi pekerja migran untuk memperbaiki perekonomian keluarga harus menempuh jalur sesuai aturan. "Jangan mudah terbujuk, pakai jalur sesuai aturan karena menjadi pekerja migran resmi akan lebih terjamin khususnya soal hak-hak sebagai pekerja."
"Saya mengucapkan terima kasih untuk semua pihak yang sudah melibatkan diri secara aktif dalam kasus ini. P2TP2A,BP2MI Disnakertrans, DP3A dan Forkompimcam, serta warga yang sudah respon melaporkan jika melihat hal-hal yang mencurigakan di sekitar lingkungannya," pungkas Ali.
Ingat Pesan Ibu: Wajib 5M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun, menghindari kerumunan dan membatasi mobilitas serta aktivitas di luar rumah). Redaksi sukabumiupdate.com mengajak seluruh pembaca untuk menerapkan protokol kesehatan Covid-19 di setiap kegiatan.