SUKABUMIUPDATE.com - Korban pergerakan tanah di Desa Mekarsari, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi menghadapi persoalan baru yaitu persediaan atau stok bantuan yang menipis. DPRD pun bereaksi dengan kondisi tersebut.
"Nanti saya akan tindak lanjuti dengan BPBD. Kita akan coba panggil BPBD kira-kira situasi seperti itu [penyebabnya] apa. Dan juga penanganan-penanganan [bencana] harus ada penanganan konkrit. Saya akan coba tindak lanjuti," ujar Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi Yudha Sukmagara kepada sukabumiupdate.com, Jumat (26/2/2021).
Baca Juga :
Menurut dia, DPRD pun memiliki program untuk membantu korban bencana. "Kita akan coba alokasikan kesana," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Mekarsari Oman Suherman Wiranata mengatakan bencana pergerakan tanah yang terjadi di Desa Mekarsari itu mulai terjadi satu hari sebelum Pilkada serentak 2020 lalu. Ketika itu hanya 1 rumah saja yang terdampak, namun bencana itu terus meluas hingga berdampak kepada 22 rumah.
Menurut Oman bencana tersebut terjadi di Kampung Jati 05/04, Kampung Caringin 01/07 dan Kampung Cisayar 04/08. Peristiwa ini, kata Oman memaksa warga yang rumahnya rusak mengungsi. Sedangkan rumahnya yang hanya retak-retak saja masih ditempati meskipun dalam keadaan was-was.
"Warga yang rumahnya rusak berat mengungsi ke rumah saudara-saudaranya. Yang baru retak-retak sementara masih di tempati," jelasnya.
Oman menyatakan, bencana ini berdampak kepada 30 Kepala Keluarga yang terdiri dari 96 jiwa. Mengenai bantuan yang menipis, Oman menyatakan hanya cukup untuk 3 minggu ke depan.
"Yang menipis sembako seperti beras minyak goreng mie instan gula putih dan lain-lain. Kemudian untuk keperluan bayi diantaranya minyak kayu putih," jelasanya.
Ingat Pesan Ibu: Wajib 5M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun, menghindari kerumunan dan membatasi mobilitas serta aktivitas di luar rumah). Redaksi sukabumiupdate.com mengajak seluruh pembaca untuk menerapkan protokol kesehatan Covid-19 di setiap kegiatan.