SUKABUMIUPDATE.com - Sebagai salah satu kecamatan yang berada di kaki gunung Gede Pangrango, Caringin menjadi kawasan unggulan penghasil komoditas pertanian di Kabupaten Sukabumi Jawa Barat. Disini, mayoritas penduduknya adalah petani khususnya sayuran, palawija hingga peternak ikan air tawar.
Data tahun 2021 mencatat luas wilayah Kecamatan Caringin adalah 3.542.362 hektar. Terdiri dari 9 (sembilan) desa, yaitu; Caringin Kulon, Caringin Wetan, Mekarjaya, Talaga, Cijengkol, Cikembang, Seuseupan, Sukamulya, dan Pasirdatar Indah.
"Pertanian menjadi potensi utama dan unggulan wilayah Kecamatan Caringin. Selain itu warga sekarang juga mulai melirik sektor pariwisata, namun tetap berbasis pertanian dan perikanan atau potensi alam. Wisata agro," jelas Camat Caringin, Anwari, S.Sos, MM kepada sukabumiupdate.com, 17 Februari 2021 .
Secara Topografi, kecamatan Caringin memang "ditakdirkan" untuk menjadi sentra pertanian khususnya sayuran. Kondisi topografis Kecamatan Caringin bergelombang dengan kemiringan 15 derajat pada hamparan kaki Gunung Pangrango di ketinggian 500 sampai dengan 1.200 meter Diatas Permukaan Laut (DPL).
Hal ini menyebabkan suhu udara relatif dingin dengan tingkat kesuburan tanah yang cukup tinggi. Tak heran data kecamatan mencatat penggunaan lahan di wilayah ini mayoritas digunakan sebagai lahan pertanian, perkebunan, palawija, sawah dan peternakan.
Iklim wilayah Kecamatan Caringin pada umumnya hampir sama dengan iklim kecamatan lain yang berada di wilayah utara, yaitu iklim tropis dengan curah hujan yang cukup sepanjang tahunnya. Secara Hidrologi dan klimatologi, Jenis tanah disini adalah latosol dan andosol, dengan potensi mata air yang cukup dan bersumber dari kawasan gunung.
Umumnya tanah di caringin digunakan secara produktif. Selain pemukiman dan sarana umum, juga untuk bercocok tanam, peternakan dan lainnya. "Ini menunjukan kecamatan caringin memiliki sumber daya alam (SDA) yang memadai terutama di bidang pangan," lanjut Anwari.
Tak heran jika pemerintah fokus pada infrastruktur pertanian dalam membangun Caringin. Sejak hingga berpisah dari kecamatan Induk yaitu Cibadak pada tahun tahun 2001 sesuai Perda No.1 Tahun 2001 Tentang Pemekaran Kecamatan.
"Infrastruktur pengairan sebagai penunjang masyarakat petani di Kecamatan Caringin saat cukup tersedia. Sarana pengairan teknis (533 m) dan Jaringan irigasi pedesaan 748 m. Secara fisik jaringan irigasi cukup memadai namun apabila musim kemarau sering terjadi kekurangan air yang diakibatkan menurunnya debit air dari sumber. Hal ini disebabkan karena daerah resapan air beralih fungsi menjadi lahan perkebunan dan terjadi penggundulan hutan," ungkap Anwari lebih jauh.
Data tahun 2021 mencatat petani masih menjadi profesi sebagian besar warga Kecamatan Caringin. Jumlah penduduk berdasarkan laporan bulan Januari 2021 sebanyak 50.710 Jiwa yang terdiri dari 26.273 Laki-laki dan 24.437 perempuan dan Kepala Keluarga 15.918.
Dari jumlah tersebut, sebagian besar bermata pencaharian petani atau buruh tani yaitu 7.328 Orang, Pegawai Negeri Sipil 368 Orang, TNI/POLRI sebanyak 31 orang, Pensiunan sebanyak 296 Orang, Pelajar sebanyak 9.708 orang, Pelajar sebanyak 9.708 orang, Mahasiswa sebanyak 727 Pedagang 2.924 Orang, Wiraswasta 3.777 Orang, dan selebihnya bekerja di bidang pekerjaan yang lain, seperti buruh bangunan, tukang ojek, jasa dan lain sebagainya.
Kondisi Sosial Budaya masyarakat pedesaan menonjol di Caringin. Mulai dari sektor pertanian sayuran yang dominan berdomisili di hamparan kaki Gunung Gede Pangrango. Sementara bagi masyarakat yang memiliki lahan basah atau kolam banyak yang berkecimpung menjadi petani, padi, ikan, baik ikan hias, lele dumbo, ikan mas dan nila.
Selebihnya ada juga home industri yang masih berhubungan dengan hasil alam seperti Kerajinan Anyaman, Kurung ayam, layang-layang dan Home Industri di bidang makanan seperti rengginang, ranginang, dafros, sumpia dan makanan lainnya. "Ada juga industri pandai besi, dan pengrajin bola sepak dan volly," sambung Anwari.
Menurut Camat Caringin, dari 9 desa di wilayahnya Pasir Datar Indah menjadi kawasan utama sentra pertanian sayuran yang masih cukup produktif hingga saat ini. "Kami bahkan berencana membangun ikon sayuran sebagai gerbang masuk wilayah Caringin dimasa yang akan datang. Karena pertanian khususnya sayuran adalah potensi unggulan warga yang harus dipertahankan," beber Anwari.
Baca Juga :
Di Tengah perkembangan zaman, Caringin pun mulai berbenah untuk meningkatkan nilai ekonomi dari potensi pertanian dari sektor wisata. Sejumlah lokasi wisata yang dibangun swasta dan pemerintah pun mulai banyak dibangun dan dikunjungi wisatawan.
Camat menjadi ada sejumlah lokasi wisata yang sudah berjalan, yaitu Situ Zen di Desa Sukamulya. Ada wisata di Cikembang yaitu tempat berenang, spot selfie dengan pemandangan pegunungan.
"Ada juga tempat wisata balong di Desa Pasir Datar Indah. Yang ini sudah banyak dikunjungi tapi memang akses jalan belum memadai. Masih sulit diakses oleh warga," jelas Anwari.
Pemerintah Kecamatan Caringin juga terus mendukung upaya pengembangan pertanian sebagai potensi utama dan wisata agro atau alam sebagai pendukung yang terus berkembang. Hal ini terlihat dari tiga visi Kecamatan Caringin yaitu meningkatkan daya beli dan ketahanan pangan melalui pengambangan ekonomi berbasis pertanian, meningkatkan ketersedian dan kualitas infrastruktur daerah yang mendukung pertanian dan menciptakan iklim pertanian yang kondusif dan berdaya saing.
Ingat Pesan Ibu: Wajib 5M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun, menghindari kerumunan dan membatasi mobilitas serta aktivitas di luar rumah). Redaksi sukabumiupdate.com mengajak seluruh pembaca untuk menerapkan protokol kesehatan Covid-19 di setiap kegiatan.